Tantangan Guru TK di Sangatta Mengajar Siswa Selama Pandemi, Kerja Bisa Sampai Malam

Rezqi, salah satu siswa TK Al Furqon Sangatta saat belajar di rumah.

Halokaltim.com – Libur sekolah selama masa pandemi corona virus disease (covid-19) memberi tantangan terhadap para guru untuk mengajar dan mengontrol siswa secara online. Hal itu turut dirasakan seorang guru TK di Kutai Timur (Kutim) ini.

Karnia atau akrab disapa Bunda Nia, adalah wali kelas Kelompok B-3, TK Al Furqon Sangatta, di Jl Yos Sudarso II, Gang Masjid, Kecamatan Sangatta Utara, Kutim. Dia mengaku banyak tantangan baru yang dihadapi kala mengajar siswa secara online selama pandemi ini.

Dia menceritakan, tantangan yang dihadapi paling pertama adalah bahwa tidak semua siswa bisa mengikuti pembelajaran online dengan lancar, lantaran beberapa orang tua siswa tak memiliki smartphone android maupun iOS. Beberapa orang tua hanya memiliki ponsel model lama yang tak mumpuni mengakses internet.

“Jadi kadang kirang efektif di situ. Sebab prosedur kami, setiap hari siswa harus laporan lewat grup whatsapp. Dan, mereka laporannya harus pakai setoran tugas, bisa berupa foto atau video,” ungkap Nia kepada halokaltim.com, Rabu (29/4/20).

Belum lagi, lanjut Nia, mengatur mood anak yang berbeda-beda. Itu bukan hanya tantangan guru, tapi juga orang tua.

“Meski jam pengajaran sudah dijadwalkan, kapan waktu setoran tugas, tapi kalau mood anak tak bisa diatur orang tua, mereka bikin tugasnya kadang bisa siang. Kami sebagai guru juga perlu waktu untuk laporan ke kepala sekolah mengenai tugas dan perkembangan belajar siswa,” bebernya.

Tak hanya itu, sambung Bunda Nia, beberapa orang tua juga memiliki kesibukan masing-masing. Lantas, orang tua juga perlu mengondisikan.

“Memang lebih ribet online, karena tak semua orang tua bisa. Kami jadi ngontrolnya bisa sampai malam karena menunggu,” ujar dia.

Bahkan, Nia juga harus melakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa. Dilakukan secara bergilir, untuk mengecek kendala apa saja yang dihadapi orang tua dan anaknya.

Tapi, tentu di balik itu semua ada hikmah yang dapat dipetik.

“Sisi positifnya, orang tua jadi lebih dekat dengan anak-anaknya. Jadi sekarang saya merasa terbantu untuk mengontrol anak-anak dengan adanya peran orang tua selama belajar di rumah. Ditambah lagi, kami para guru jadi lebih hemat biaya operasional karena tidak bolak-balik lagi ke sekolah untuk sementara waktu ini,” ulasnya. (adv/ash)