Halokaltim, Bontang — Upaya pemerintah untuk menekan prevalensi stunting di Kota Bontang bakal didukung DPRD Bontang. Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Yusuf berkomitmen mendukung program penanganan stunting di tahun anggaran 2025 nanti.
Pria berkepala plontos ini mengaku akan mendukung upaya pemerintah demi menekan stunting. Menurutnya, dukungan dewan untuk urusan ini akan total diberikan.
“Kita bakal all out bantu Pemerintahan demi menekan angka stunting di Bontang,” ungkap Yusuf kepada wartawan.
Dari laporan terakhir, prevalensi stunting menyentuh angka 20 persen atau meningkat 2 persen kurun 1 sebulan sebelumnya.
Yusuf menekankan pentingnya koordinasi antara semua pemangku kepentingan untuk menurunkan angka stunting, terutama di kelurahan-kelurahan yang merupakan basis wilayahnya.
“Tentu ini menjadi perhatian kita semua. Saya siap memberikan dukungan penuh untuk program-program yang bertujuan menurunkan angka stunting” ujar Yusuf.
Ia menambahkan bahwa kunci keberhasilan penanganan stunting terletak pada kerja sama antara stakeholder, termasuk kecamatan dan dinas kesehatan.
“Koordinasi yang baik akan sangat membantu dalam mencapai target ini,” ungkapnya.
Salah satu langkah yang akan dikejar adalah memastikan ketersediaan posyandu yang memadai.
Selain itu, Yusuf menyebut berencana menggalang dukungan untuk program-program yang mendukung kesehatan anak, terutama yang berkaitan dengan peningkatan gizi dan akses terhadap layanan kesehatan. Terlebih hal tersebut adalah bagian dari tanggung jawab DPRD.
Langkah awal, menurutnya dimulai dari mengawasi alokasi anggaran yang berkaitan dengan program penanganan stunting, mengingat proses RAPBD 2025 akan segera dimulai.
Menurut politisi PKB ini, penting untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan tepat sasaran dan efektif dalam meningkatkan kesehatan anak.
“Saya pastikan akan awasi itu anggaran. Jangan sampai hanya ceritanya saja,” tegasnya.
Sebagai tambahan informasi, Dinas Kesehatan Bontang mencatat bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemantauan kesehatan balita di Posyandu menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka stunting.
Dari total 16.226 balita, hanya 59,6 persen yang terdaftar mengikuti pemantauan di Posyandu.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, Bambang Sri Mulyono, dalam wawancara beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa rendahnya partisipasi ini terlihat di beberapa wilayah, termasuk Kelurahan Bontang Kuala dan Tanjung Laut Indah.
“Karena masyarakat kurang antusias dengan kata lain partisipasi yang rendah, pencegahan stunting menjadi kurang maksimal,” ujar Bambang, Jumat (4/10/2024).