Opini Oleh : Raymond Chouda
TIDAK mudah menjadi pejabat di pemerintahan. Meski terlihat banyak juga untungnya dengan segala fasilitas yang ada, namun resikonya juga lumayan. Seperti itulah yang saya lihat.
Saat ini, adalah detik-detik kepala daerah melakukan reshuffle kabinet kerja, pasca memenangkan Pilkada 2020. Menentukan pejabat pilihan untuk mendukung kinerja pada periode kepemimpinan, memang adalah hak bupati dan wakil bupati, atau walikota dan wakil walikota –atau di tingkat yang lebih tinggi.
Sebagai seorang juru liput, saya turut menyaksikan bagaimana para pejabat di puncak karirnya terus berjuang. Tidak hanya bekerja melayani publik sesuai tupoksi, pejabat juga tentu harus bekerja sesuai perintah atasan. Bahkan juga penting untuk mengatur sikap sesuai selera atasan.
Itu hal yang tak dapat dielakkan, di luar tupoksi kerja. Apalagi, bila sudah memiliki titel esselon, maka pengaruh politik akan ikut melekat. Lantaran bangku yang didudukinya adalah berskala jabatan politis.
Hal itulah yang membuat saya harus menulis judul artikel ini : Resiko Pejabat Publik.
Bukan bermaksud menasehati, apalagi mencari sensasi. Tulisan ini saya harap bisa menjadi refleksi.
Para pejabat itu harus bisa menerjemahkan apa keinginan atasan, dan penting untuk bisa merealisasikan tujuannya. Di saat bersamaan, dia juga wajib bisa mengayomi “semua” bawahan, tanpa tebang pilih. Pandai mengakomodir bawahan akan menjadikan ia mudah merealisasikan keinginan atasan.
Hal itulah yang kadang kala saya temui. Mereka tidak seimbang, sehingga bawahan banyak mengeluh. Manis di awal, berpahit-pahit kemudian. Ia tidak seimbang antara ke atas dan ke bawah. Padahal dua mata pisau itu harus seimbang jika ingin mulus berkarir.
Hari ini, saya menyaksikan pelantikan tiga pejabat esselon II di Pemkab Kutai Timur (Kutim). Semoga beliau yang dilantik bisa menunaikan tugasnya dengan baik, mampu bekerja sesuai perintah dan keinginan atasan, tanpa melupakan kebutuhan bawahan.
Untuk para pejabat yang nanti akan dilantik di kloter berikutnya, tentu saat ini menjadi moment yang cukup membuat ketar-ketir. Semoga jabatan apapun itu, Anda tetap bisa amanah menjalankan tugas sebagai aparatur sipil negara (ASN). Bila jabatan baru yang diterima sesuai keinginan hati, maka bersyukurlah dengan bekerja sepenuh hati. Namun jika jabatan itu mengejutkan batin, semoga Anda bisa selalu sabar dan tetap bekerja dengan sebaik-baiknya menyukseskan roda pemerintahan.
Semoga para pemimpin pemerintahan di Kalimantan Timur, khususnya di Kutai Timur, selalu diberikan kesehatan untuk bisa bekerja melayani masyarakat dengan baik. Semoga para pejabat di kabinet kerja bisa menjalankan tugas sebaik mungkin, menangani pandemi dan menunaikan pelayanan publik dengan baik dan sehat. (*)