Opini  

Hari Lansia, Sudahkah Lansia Sejahtera? 

Fierda Novita SE

Oleh: Fierda Novita SE (Pemerhati Remaja& Aktivis Muslimah Balikpapan)

HARI Lansia Nasional (HLUN) diperingati setiap tanggal 29 Mei, tujuan peringatan ini untuk memberikan perhatian lebih lanjut kepada masyarakat lanjut usia. dilansir dari laman Kementerian Sosial Kemensos hari lanjut usia adalah bentuk apresiasi negara Republik Indonesia pada semangat jiwa raga, peran penting dari strategi para lanjut usia Indonesia dalam kiprah mempertahankan kemerdekaan sejahtera. (DetikNews, 27/05/2022).

Sebelumnya, hari lansia diperingati secara internasional. Hari lansia Internasional dari gerakan Vienna internasional plan of action of egeing di kota Wina. Gerakan ini kemudian diambil oleh majelis dunia dan disalin oleh PBB pada 14 Desember 1990. PBB menetapkan HLI jatuh pada 1 Oktober. (detikNews, 01/06/2021).

Jika kita menilik kondisi lansia, pernahkah kita menemukan kakek-kakek dan nenek-nenek di pinggir jalan berjualan makanan, minuman, maupun mainan dan lain-lain. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2021 terdapat 29,3 juta penduduk lansia di Indonesia. Dari seluruh penduduk lansia itu banyak penduduk yang tergolong tidak sejahtera, mereka tinggal sendiri di rumah, ekonomi pas-pasan bahkan tergolong miskin.

Sejak ditetapkan HLUN ,nyatanya masih banyak lansia yang masih mengalami ketidakadilan, makin hari bertambah orang-orang jompo yang ditinggalkan anaknya. Bantuan yang diterima pun tidak bisa mencukupi kehidupan mereka.

Sistem Kapitalis ini telah berhasil menggerus hati nurani manusia, sikap individualis muncul di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit, manusia berpikir bagaimana bisa bertahan dengan beban hidup yang tidak berat. Disisi lain nilai agama mulai hilang. Pendidikan Agama di sekolah hanya 2 jam dalam seminggu, sedangkan di universitas hanya formalitas 2 SKS per semester. Arus moderasi pun memberikan efek yang akhirnya menghasilkan generasi , materialistik, kapitalistik yang tidak paham bagaimana berbakti kepada kedua orang tua (birrul waliddain) .

Sebab itu banyak anak, kita temui mengirim orang tuanya ke panti jompo dengan alasan tidak mampu menghidupi mereka, tidak bisa merawat karena sibuk, bahkan ada yang malu karena orang tua sudah renta. Sistem Kapitalis telah berhasil mengubur naluri kasih sayang dalam keluarga.

Dalam Islam, negara menjamin kesejahteraan hidup rakyatnya tanpa kecuali, untuk seluruh warga negara. Lansia tidak perlu menunggu untuk mendapatkan bantuan yaitu saat ada peringatan di hari lansia. Karena negara memberikan bantuan dan layanan setiap saat hingga tidak ada lansia yang hidup tidak sejahtera di masa tua.

Islam memiliki konsep yang saling berintegrasi untuk mensejahterakan lansia:

1. jika lansia memiliki anak laki-laki yang baligh dan mampu bekerja ,nafkah para lansia ditanggung anak laki-lakinya.

2. kebutuhan lansia berupa kesehatan dan keamanan ditanggung oleh negara karena termasuk kebutuhan dasar publik yang wajib diselenggarakan oleh negara secara gratis.

3. Jika tidak ada anak laki-laki maka tanggung jawab saudara mereka.

4. Jika para lansia sebatang kara, tanggung jawab mereka diambil alih oleh negara dengan menyediakan rumah-rumah panti jompo dikhususkan untuk lansia yang tidak memiliki anak dan tidak ada keluarga yang menanggung mereka.

Inilah cara Islam memastikan lansia sejahtera per individu dan ini hanya bisa diperoleh dalam Islam. (*)

Billy Bets – Join Billy Bets for non-stop action, big wins, and an unforgettable betting experience anytime, anywhere.