Opini  

Serangan Al-Aqsha Terulang Kembali, Kapankah Berhenti?

SUNGGUH pilu melihat berbagai kejadian di hari-hari terakhir bulan Ramadhan kemarin. Di saat sebagian besar kaum muslimin menghabiskan waktu dengan tenang di bulan yang mulia ini, ternyata berbalik pada mereka umat Islam Palestina. Di waktu yang sama justru harus menjalaninya dengan rasa takut, khawatir, bahkan bersimbah darah, terpisah dengan sanak saudara, sebab perlakuan keji para penjajah.

OPINI OLEH : Annisa Putriawantiko (Mahasiswi)

Dikutip dari Tribunews.com, Bentrok Israel dan Palestina berawal dari Jumat (7/5/2021) ketika umat Islam memenuhi kompleks Masjid Al-Aqsa, untuk menyambut malam Lailatul Qadar di akhir Ramadhan. Sedikitnya ada 200 warga Palestina dilaporkan terluka akibat aksi kekerasan yang dilakukan Polisi Israel pada malam itu. Kerusuhan yang pecah di Masjid Al Aqsa, merupakan buntut dari upaya Israel mengusir warga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.

Sementara itu dilansir dari news.okezone.com, Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan brutal mulai Senin malam di daerah terpisah di Jalur Gaza dalam Operasi Penjaga Tembok. Korban warga Palestina akibat serbuan brutal tersebut bertambah menjadi 28 orang. Tak hanya orang dewasa, anak-anak dan wanita juga ikut menjadi korban. Selain itu, militer Israel pada Selasa mengumumkan mereka menargetkan 130 lokasi dan membunuh 15 pejuang Hamas, sejak dimulainya serangan di Jalur Gaza.

Selanjutnya, berbagai kecaman pun datang dari negeri lain sebagai bentuk empati terhadap muslim Palestina. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras perbuatan Israel terhadap Palestina. Hal ini tercantum dalam 10 point pernyataannya “Pertama, mengutuk keras serangan zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsa yang telah mengakibatkan banyak jamaah tarawih mengalami luka-luka,” kata Amirsyah dalam konferensi pers secara virtual. (Cnnindonesia.com)

Disisi lain, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mesti turun tangan. “Saya kira PBB dan negara-negara OKI harus turun tangan untuk menyelesaikan kekerasan berdarah ini. Kekerasan ini harus disudahi,” ujar Ace dalam keterangannya, Minggu (9/5/2021).

Kemudian, kecaman datang dari Arab Saudi, juga mengutuk serangan yang dilakukan oleh pasukan Israel di Al-Aqsa, demikian disebutkan dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi pada Selasa 11 Mei 2021 pagi. (Liputan6.com)

Kapankah penderitaan mereka berhenti?

Tahun ke tahun bahkan hari ke hari, tidak ada perubahan besar pada bumi Palestina. Masyarakatnya tetap hidup dalam penindasan, korban terus berjatuhan, tangisan setiap harinya, tak pernah tenang, walau bantuan logistic berdatangan, tetap nasib Palestina masih sama seperti dahulu.

Penderitaan mereka pun sudah banyak diketahui penjuru dunia, banyak direspon dengan berbagai kecaman hingga aksi solidaritas terjadi dimana-mana, upaya yang katanya untuk mendamaikan mereka pun dilakukan. Namun, lagi-lagi hal itu tidak banyak memberi efek besar untuk kehidupan mereka, apalagi berharap perlindungan dari PBB, yang jelas tak pernah serius menanganinya.

Maka, ketika sudah melihat bahwa banyaknya solidaritas dan kecaman terhadap Palestina namun belum juga membuahkan hasil hingga detik ini. Hendaknya, kita menyadari bahwa sebenarnya umat Islam Palestina bukan hanya membutuhkan bantuan seperti makanan, pakaian, atau uang. Pun bukan hanya butuh dukungan melalui kecaman-kecaman oleh negeri lain.

Namun lebih dari itu, yang mereka butuhkan ialah rasa aman, kebebasan menjalani kehidupan mereka dengan nyaman. Karenanya, memang tidak layak permasalahan yang terjadi di Al-Aqsha hanya direspon dengan kecaman oleh OKI atau berharap bantuan dari PBB.

Derita Palestina, Derita Umat Islam Sedunia

Sesungguhnya masalah Palestina adalah masalah umat Islam, tanah Palestina bukanlah hanya milik warga palestina melainkan milik kaum muslimin. Maka wajib bagi kaum muslimin peduli atas penderitaan yang dialami saudara seimannya di sana. Serta menjadi keharusan kaum muslimin untuk menjaga dan merebut kembali tanah Palestina dari tangan kafir Israel.

Sudah menjadi kebutuhan pokok Palestina ialah mendapatkan bantuan militer untuk mengusir penjajah dari tanah mereka. Sebab yang menyerang mereka sudah masuk lingkup negara dengan negara, bukan individu-individu. Maka, dibutuhkan kekuatan yang sepadan untuk melawannya. Namun saat ini negeri-negeri muslim yang memiliki militer kuat berdiam dan menutup diri, tidak ada yang mengirimkan bantuan militernya dan hanya melontarkan kecaman-kecaman pada aktivitas kafir Barat kepada warga Palestina.

Dengan demikian, Palestina membutuhkan bantuan militer untuk bebas dan merdeka, dan hanya dengan sistem Islam yang mampu mengirimkan pasukan militer dengan semangat ketaatan kepada Allah Ta’ala,yang akan membebaskan warga Palestina dari genggaman kafir Israel. Dengan itu, tanah Palestina dengan kemuliaannya akan diambil kembali oleh umat Islam, dan penindasan serta kedzaliman akan terhenti dan digantikan dengan keamanan, kesejahteraan, serta kedamaian sebagai buah dari penerapan Islam secara keseluruhan. Wallahu’alam Bisshawab. (*)

Billy Bets – Join Billy Bets for non-stop action, big wins, and an unforgettable betting experience anytime, anywhere.