Opini  

Refleksi Harkitnas: Kebangkitan Hakiki Hanya Dengan Islam

Djumriah Lina Johan

Oleh: Djumriah Lina Johan (Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban)

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai HarI Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati hari ini, menjadi momentum untuk membangkitkan ekonomi di Provinsi Kaltim pascapandemi COVID-19.

“Hari ini tepat peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Dalam momentum ini, mari kita bangkit bersama dalam pemulihan ekonomi pascapandemi,” ujar Hetifah dalam rilisnya yang diterima di Samarinda, Jumat 20 Mei.

Bangkit dalam rangka peringatan ini terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, apalagi geliat pariwisata setelah Hari Raya Idul Fitri mulai menunjukkan hasilnya dengan naiknya jumlah kunjungan wisata. (VOIdotId, 21/5/2022)

Kebangkitan

Kebangkitan adalah meningkatnya taraf pemikiran. Sedangkan makna kebangkitan yang diartikan sebagai meningkatkan taraf perekonomian tidak termasuk kebangkitan. Alasannya, Kuwait, yang perekonomiannya maju dan berkembang sebagaimana halnya negara-negara Eropa, seperti Swedia, Belanda, dan Belgia, akan tetapi negara-negara Swedia, Belanda, dan Belgia mampu bangkit, sementara Kuwait tidak mampu bangkit.

Begitu pula meningkatnya perilaku akhlak tidak dapat digolongkan bangkit. Alasannya, Kota Madinah saja yang saat ini termasuk kota-kota di dunia yang perilaku akhlaknya tinggi, akan tetapi tidak bangkit. Alasan lainnya, kota Paris yang terkenal perilaku akhlaknya yang rendah, akan tetapi mampu bangkit.

Oleh karena itu kebangkitan itu adalah meningkatnya taraf pemikiran. Kebangkitan itu bisa benar (sahih), bisa juga keliru. Amerika, Eropa, dan Rusia -misalnya- adalah negara-negara yang mengalami kebangkitan, tetapi kebangkitannya tidak benar. Karena kebangkitannya tidak didasari oleh asas yang bersifat ruhiy.

Kebangkitan yang benar (sahih) adalah meningkatnya taraf berpikir yang didasarkan pada asas ruhiy. Jika kebangkitan itu tidak didasarkan pada asas ruhiy, memang mampu bangkit, tetapi kebangkitannya tidak termasuk kebangkitan yang benar. Dan kebangkitan apa pun macamnya, tetap tidak dapat disebut kebangkitan yang benar selama tidak didasarkan pada asas pemikiran Islam.

Jadi, kebangkitan yang sahih itu hanya kebangkitan Islam. Karena hanya Islam sajalah yang berdasarkan asas ruhiy.

Kunci Kebangkitan

Hari ini negeri-negeri muslim justru tertindas. Kekayaan alamnya dijarah. Sumber daya manusianya kalah dengan bangsa lain. Beberapa negeri Islam terjerat utang ribawi yang besar. Padahal kekayaan alamnya berlimpah.

Hukum-hukum Allah Swt. pun terbengkalai tanpa ada yang melaksanakannya secara kaffah. Meskipun secara fisik merdeka, kenyataannya umat dipaksa tunduk pada kehendak dan aturan asing. Karena itu umat harus bersegera menyongsong kebangkitan agar dapat menjalankan kehidupan Islam.

Untuk bangkit tidak ada jalan lain kecuali dengan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw. dan generasi awal kaum muslim. Bukan dengan mengikuti aturan yang disodorkan pihak asing.

Imam Malik bin Anas rahimahullah menyatakan, “Tidak akan bisa memperbaiki kondisi generasi akhir umat ini kecuali apa yang telah mampu memperbaiki kondisi generasi awal umat ini.”

Maknanya, umat muslim dulu bisa menjadi baik dan bangkit dengan Islam. Karena itu sekarang pun mereka hanya bisa baik dan bangkit dengan Islam.

Kunci kebangkitan yang dibawa Rasulullah saw. pada umat manusia adalah membebaskan mereka dari penghambaan sesama menuju penghambaan hanya pada Allah SWT.

Itulah yang disampaikan Nabi saw. dalam surat yang ditujukan pada kaum Nasrani Najran, “Sungguh aku menyeru kalian agar menghambakan diri hanya kepada Allah dengan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian untuk berada dalam kekuasaan Allah dan tidak berada dalam kekuasaan sesama hamba (manusia).” (Ibn Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, 5/553)

Islam berhasil menciptakan manusia merdeka dan bangkit, yakni mereka yang tunduk dan menghambakan diri hanya pada Allah Swt., Pencipta segenap makhluk dan alam semesta, Tuhan yang layak disembah.

Meskipun kaum kuffar mengerahkan segenap kemampuan untuk menimpakan bahaya kepada Rasulullah saw. dan kaum muslim, mereka tidak sanggup melakukan itu. Sebabnya, Rasulullah saw. hanya mencari perlindungan kepada Allah Swt. sampai akhirnya turun pertolongan yang mengantarkan beliau pada tampuk kekuasaan.

Kekuasaan inilah yang mengantarkan kaum muslim pada kemerdekaan dan kebangkitan lebih luas lagi. Dengan kekuasaan tersebut umat leluasa menjalankan hukum-hukum Allah Swt. dan terbebas dari tekanan dan paksaan manusia. Mereka mengabdikan hidup dan mati sepenuhnya hanya untuk Allah Swt. (Lihat: QS al-An’am [6]: 162).

Maka, sejatinya Kaltim khususnya dan negeri ini umumnya, apabila ingin bangkit pasca pandemi dengan kebangkitan hakiki, hendaklah mengambil Islam beserta metode yang telah Rasulullah SAW contohkan. Karena itulah kebangkitan yang sesungguhnya. Itulah kebangkitan yang menghantarkan pada kesejahteraan, ketenangan, ketenteraman, dan akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi. Wallahu ‘alam. (*)