Halokaltim.com – Teriknya matahari siang tak mengganggu semangat para penonton yang menyoraki sejumlah barista di depan espresso machine. Tatapan mata seniman kopi itu tajam berkonsentrasi membubuhi fresh milk panas di secangkir espresso, menjadikan sebuah ‘latte art’.
Tiga juri di hadapannya menyaksikan dengan teliti hasil seni kopi dalam kompetisi bertajuk Kopikai Latte Art Throwdown di Kopikai, Jl Soekarno Hatta, Nomor 05, Kecamatan Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim), Kaltim, Minggu (11/10/20) siang. Kegiatan berlangsung lancar dengan menerapkan standar protokol kesehatan.
Keseruan para seniman kopi tersebut, diikuti oleh 25 peserta dari sejumlah daerah. Yakni, dua barista Samarinda, seorang barista Bontang, dua barista asal Kecamatan Bengalon, dan 20 barista dari sejumlah coffee shop di Sangatta, Kutim.
Owner Kopikai, Andi Afief Pangkelareng menjelaskan, kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati hari kopi sedunia yang tadinya jatuh pada 1 Oktober 2020. Sekaligus, untuk meningkatkan semangat para barista di tengah menjamurnya coffee shop di Kutim maupun Kaltim.
“Sumber daya barista di Sangatta ini sudah bagus. Makanya kita mau mengembangkan, dan tahun depan rencananya kami akan membuat kompetisi yang besar,” ungkap Afief kepada halokaltim.com di sela kegiatan.
Seperti contohnya, lanjut dia, barista dari Kopikai, Arie Indra Dj, berhasil menjuarai ajang tingkat se-Kalimantan, yakni Borneo Open pada Desember 2020.
“Itu menunjukkan barista dari Sangatta ini punya bakat yang harus terus diasah,” ucap Afief yang juga menjadi dewan juri pada siang itu.
Penanggung Jawab Kegiatan sekaligus Head Judge, Arie Indra Dj menjelaskan, hasil latte art para peserta dinilai dari keindahan, kerapian, kebersihan, hingga kemiripan dari model latte art yang dipilih peserta. Sebab, peserta harus menirukan model latte art dari beberapa pilihan yang diperlombakan.
“Peserta harus menirukan dengan seksama, jangan sampai meleset, baik dari bentuk hingga posisi dari kuping gelas,” terang lelaki yang telah mendapat gelar Latte Art Champion of BBC 2019 itu.
“Saya ingin mengembangkan barista-barista di Sangatta karena saya sudah mendapat ilmu yang banyak saat berada di Bandung. Saya ingin berbagi ilmu ini kepada teman-teman,” tutur Arie sembari mengenang kisahnya yang sempat lima tahun menjadi barista di Bandung, Jawa Barat.
Pada akhirnya, hasil penilaian telah rampung. Barista dari Bengalon Dion, ditetapkan sebagai juara 1, disusul Barista Samarinda Yan Dito pada sebagai runner up, dan Barista Sangatta Yudha pada posisi juara 3.
Para juara mendapatkan trofi, dengan jumlah hadiah Rp 1 juta untuk juara 1, Rp 750 ribu untuk juara 2, dan Rp 500 ribu untuk juara 3. Semua peserta mendapatkan piagam.
Wakil Ketua DPD RI Dapil Kaltim, Mahyudin turut mendukung kompetisi Kopikai Latte Art Throwdown tersebut. Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi kesempatan para anak muda di Kutim maupun Kaltim dalam meningkatkan sumber daya barista. Mengingat coffee shop saat ini sangat diminati banyak kalangan di Indonesia.
“Ini bisa menumbuhkan semangat untuk melahirkan barista-barista handal. Sebagaimana Barista Kopikai, Arie Indra, yang telah berhasil meraih juara pertama barista se-Kalimantan,” terang Mahyudin.
Dia juga menerangkan, dengan menjamurnya coffee shop di Kutim maupun Kaltim, maka bisa menjadi pemacu anak muda untuk mencapai cita-cita di dunia bisnis. Agar jangan sampai para pemuda Indonesia ramai-ramai bercita-cita jadi pegawai negeri melulu.
“Ini bisa menumbuhkan jiwa pengusaha di kalangan pemuda, agar kita semakin banyak bisa mencetak pebisnis di Kutai Timur,” tuturnya kepada awak media.
“Bahkan, dengan adanya banyak coffee shop ataupun kafe, kita bisa membuka banyak lapangan kerja. Seperti di Kopikai ini sudah mempekerjakan 17 karyawan, dan tentu masing-masing karyawan itu akan memberi pengjidupan bagi keluarga mereka. Makanya ini adalah kegiatan yang sangat positif dan baik untuk didukung,” tambah Mahyudin. (adv/mon)
