Halokaltim.com – Setelah sempat dilakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kejadian penyiksaan bayi usia 8 tahun oleh ibu kandungnya, Polsek Samarinda Kota akhirnya menghentikan proses hukum tersebut.
Kanit Reskrim Polsek Samarinda Kota, Iptu Abdillah Dalimunthe mengatakan, alasan penghentian proses hukum ada beberapa hal. Yakni, hasil visum rumah sakit tak mendapati adanya tanda kekerasan di tubuh bayi, kemudian hasil pemeriksaan psikolog menyatakan bahwa perempuan pelaku pencekikan bayi tersebut mengalami depresi.
Diketahui, penganiayaan bayi tersebut bermula dari hubungan terlarang yang tak lancar, antara ibu rumah tangga (IRT) berinisial EF (24) dengan kekasih gelapnya, di kawasan Perumahan Handil Kopi, Kecamatan Sambutan, Samarinda, Kaltim. Setelah aksi penganiayaan direkam sendiri oleh EF sehingga viral pada 10 Juni 2020, Satreskrim Polsek Samarinda Kota segera mengamankan IRT tersebut.
Kini, setelah proses hukum dihentikan, polisi memastikan tak lepas tangan, pelaku bakal tetap didampingi. Utamanya pemulihan kondisi psikis lewat bantuan UPTD Panti Sosial Karya Wanita (PSKW). Konseling dilakukan berjenjang hingga sang ibu benar-benar pulih dari depresi.
“Dia sudah menyesal dan akan merawat anak tersebut,” ucap Abdillah, dilansir dari intuisi.co, Senin (15/6/20).
Dari konsultasi dengan UPTD Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Samarinda, polisi menyepakati untuk terlebih dulu fokus pemulihan psikis sang ibu. Sedangkan si bayi bakal mendapat pemantauan petugas polsek hingga tiga bulan ke depan.
Kondisi bayi tersebut saat ini dipastikan baik. Telah mendapat perawatan layak setelah sempat tak menerima asupan nutrisi cukup.
“Untuk sementara yang merawat bayi adalah neneknya,” kata perwira balok dua tersebut.
Tak sampai di situ, polisi bakal mencari keberadaan ayah bayi malang tersebut. Lantaran diduga menjadi pemicu sang ibu bertindak nekat dengan bayinya.
“Ditunggu saja. Masih dicari. Nanti bakal dipanggil untuk dimintai keterangannya,” tegas Abdillah. (ash)
