Kenangan Membingungkan Hendro Siswanto saat Membela Persiba di ISL 2009/2010

Halokaltim.com – Sebuah fakta mengejutkan diungkapkan mantan pemain Persiba Balikpapan, Hendro Siswanto. Yakni, ketika mantan timnya itu tak mau juara di kasta tertinggi sepak bola se-Tanah Air, Indonesia Super League (ISL) 2009/2010.

Tak banyak yang tahu, Persiba Balikpapan yang kini berlaga di Liga 2 menjadi kandidat terkuat juara hingga awal putaran kedua kala itu.

Secara mengejutkan, tim berjuluk Beruang Madu itu terus memuncaki klasemen sepanjang putaran pertama hingga beberapa pertandingan di putaran kedua.

Satu peristiwa aneh lantas terjadi di tengah rentetan kemenangan yang ditorehkan oleh Persiba.

Seluruh pemain Persiba tiba-tiba dikumpulkan oleh manajemen.

Alih-alih memotivasi pemain untuk menjaga momentum, manajemen Persiba justru mengingatkan pemainnya untuk finis di papan tengah dan meninggalkan gelar juara.

Kisah itu sendiri diceritakan oleh mantan pemain Persiba Balikpapan, Hendro Siswanto, lewat kanal Youtube pribadinya, Keluarga 12.

Pemain yang kini membela Arema FC itu mengungkapkan bahwa manajemen Persiba tidak ingin menjadi juara ISL 2009/2010 karena tak ingin tampil di kompetisi tingkat Asia.

Dia berpendapat bahwa timnya saat itu tengah mengalami kesulitan finansial sehingga tak mampu mengeluarkan biaya jika harus berkomeptisi di level yang lebih tinggi.

“Di Persiba waktu itu yang menurut saya aneh cuma satu. Di putaran kedua sudah jalan kami itu di peringkat satu dan kami itu dikumpulkan semua di suatu tempat,” kata Hendro Siswanto dilansir dari bolasport.com.

“Persiba tidak mau juara satu. Alasannya itu kalau nanti (tampil di Liga Champions Asia) AFC menghabiskan uang untuk berangkat, kan itu butuh banyak uang. Mungkin finansial Persiba enggak terlalu banyak, mungkin ya,” imbuhnya.

“Akhirnya kami tidak boleh (juara). Targetnya kami itu papan tengah, tapi di putaran kedua lewat peringkat satu.”

“Lalu dikumpulin karena bingung. Soalnya nanti kalau juara kami AFC, banyak uang lagi, kontrak pemain nanti juga minta mahal-mahal,” ucapnya lagi.

Kejadian tersebut membuat pelatih Persiba saat itu, Daniel Roekito, meninggalkan klubnya di tengah musim.

Usai ditinggalkan Daniel Roekito, skuad Beruang Madu cenderung lebih banyak mendapat kekalahan, dibanding sebelumnya.

Mereka pun turun peringkat dan finis di posisi ketiga di bawah Arema FC dan Persipura Jayapura.

“Mungkin pelatih dulu enggak setuju. Mungkin itu alasannya coach Daniel Roekito meningggalkan Persiba sebelum kompetisi selesai, sama mas Gendut Doni juga dulu,” jelas Hendro.

“Kami ingin juara tapi manajemennya belum siap juara,” tutur pemain 30 tahun itu.

Persiba sendiri akhirnya mengalami persoalan finansial ketika mengikuti gelaran Liga 1 pada 2017.

Persoalan finansial yang mencekik tim Beruang Madu juga membuat tim tersebut harus terdegradasi di akhir musim dan bermain di Liga 2 pada 2018.

Persiba mendapat harapan baru ketika mantan manajer Persija Jakarta, Gede Widiade, mengambil alih klub pada 2019.

Kini, sang Beruang Madu tengah berupaya untuk kembali menunjukkan cakarnya supaya bisa kembali tampil di kancah tertinggi sepak bola Indonesia. (ash)