Halokaltim.com – Jikalau para tenaga medis adalah pejuang di garda terdepan dalam menghadapi pandemi covid-19, maka para guru sekolah tak kalah penting. Para tenaga pengajar yang saat ini sedang diliburkan dari aktifitas belajar-mengajar di sekolah, berperang dari balik layar.
Seperti yang dijelaskan Abbas Husaini, Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendikan (Disdik) Kutai Timur (Kutim). Bahwa peran para tenaga pengajar tersebut di tengah situasi pandemi covid-19 tak terlihat di mata publik. Sebab guru bekerja di balik layar dari sekolah yang diliburkan.
Mereka adalah para guru di daerah pelosok Kutai Timur. Dikarenakan mereka akan menggunakan sistem pembelajaran luring dengan bertemu langsung para peserta didik dari rumah ke rumah. Mengingat jaringan internet belum menjangkau beberapa kawasan di Kutim.
“Pembelajaran luring dilakukan guru lantaran di daerah pelosok masih banyak yang belum tersentuh dengan jaringan atau signal, sehingga menuai kendala dalam pembelajaran online,” ungkap Abbas.
Dijelaskannya, salah satunya di Desa Sandaran, Kecamatan Sandaran, Kutim.
“Di Desa Sandaran guru harus datang untuk bertemu siswa, dan kadang sebaliknya, supaya kegiatan belajar-mengajar dalam libur sekolah karena pandemi bisa tetap berjalan,” terang Abbas, belum lama ini.
Bahwa, lanjut dia, guru tersebut mengajar secara istilah door to door ke rumah-rumah siswa. Yakni dengan diwajibkan melengkapi diri dengan kelengkapan kesehatan seperti masker, dan perlengkapan lainnya.
Tindakan ini, menurut Abbas, agak beresiko, maka sesuai petunjuk Kadisdik Kutai Timur Roma Malau, diharapkan guru atau siswa yang berinteraksi langsung untuk menggunakan alat pelindung diri (APD). (adv/ash)