Halokaltim, Sangatta – Pembangunan tugu senilai Rp2,5 miliar dari APBD 2023, yang berlokasi di Bundaran Masjid Al-Faruq Bukit Pelangi Sangatta, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), menuai beragam tanggapan dari masyarakat setempat, khususnya Sangatta Utara.
Pasalnya, bangunan yang sejatinya didesain mengikuti bentuk bulan sabit tersebut dianggap tidak relevan. Sebagian warga mempertanyakan makna dan relevansi bentuk tugu tersebut, bahkan menyamakannya dengan capit kepiting atau helm motor cross.
“Kalau saya pribadi agak susah memaknainya. Tidak dapat referensi maknanya. Awalnya saya kira mau dibuat seperti tugu di Bundaran HI Jakarta. Lama-lama bentuknya lebih mirip capit kepiting, meskipun ada tulisan Asmaul Husna,” ungkap Hasna, warga Bukit Pelangi, kepada awak media, Jumat (17/1/2025).
Tanggapan lain juga datang dari salah satu warga di Kelurahan Teluk Lingga, Sangatta Utara, yakni Noor Aslina yang berpendapat serupa terkait desain tugu yang dianggap kurang jelas. Namun ia mengapresiasi tujuan baik dari pembangunan tersebut.
“Menurut saya, niatnya bagus sebagai ikon depan masjid, tetapi bentuknya lebih mirip helm motor cross atau helm motor balap. Jadi, untuk menjelaskan ke anak-anak atau orang lain, maknanya harus lebih mudah dipahami,” ujarnya.
Sementara itu, ada pula warga yang baru memahami bentuk tugu tersebut setelah mengamatinya dari berbagai sudut. “Awalnya saya tidak percaya kalau itu ikon untuk Masjid Al-Faruq yang menyerupai bulan sabit. Karena sekilas malah lebih mirip helm,” ucap Marisa.
“Tapi setelah melihat dari beberapa sudut dan jarak tertentu, akhirnya terlihat kalau itu memang menyerupai bulan sabit. Tapi harus dari sudut yang tepat,” imbuhnya.
Kehadiran tugu yang terbuat dari konstruksi baja berwarna merah bata, dengan hiasan 99 nama Asmaul Husna tersebut diharapkan dapat menjadi ikon baru untuk Sangatta. Namun, desainnya yang abstrak telah memicu perdebatan nilai estetik dan makna simboliknya.
Tanggapan Anggota DPRD Kutim, Novel Tyty Paembonan
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kutim, Novel Tyty Paembonan, mengatakan setiap pembangunan sejatinya memiliki harapan dan tujuan yang baik. Namun beragam kritik dan pendapat dari masyarakat juga tidak dapat disalahkan.

“Tentu kita mau memang bahwa membangun sesuatu itu memiliki nilai dan punya makna yang baik buat kita semua. Terlebih penting, membangun itu memang sesuai dengan aturan dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Novel.
Adapun terkait bentuk tugu yang masih menjadi persoalan, ia menyarankan kepada instansi terkait bisa memoles sedikit tugu tersebut agar desainnya terlihat lebih relevan dengan tujuan awal pembangunannya.
“Terkait persoalan itu, mungkin nanti teman-teman (wartawan) bisa berbicara langsung ke dinas terkait. Kalau kita merasa pembangunan itu belum maksimal, coba kita poles biar lebih cantik, lebih manis sehingga punya nilai yang lebih baik,” jelasnya.
Tugu Bundaran Masjid Agung Bukit Pelangi Masuk Tupoksi Bagian Umum Setkab Kutim
Dirancang dengan bentuk bulan sabit yang elegan, tugu yang kini menjadi ikon Masjid Agung Al-Faruq di kawasan Bukit Pelangi itu, proyek pengerjaannya diketahui masuk dalam satuan kerja Bagian Umum, Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kutim.
Diwartakan sebelumnya, Kabag Umum Setkab Kutim, Misbachul Choir, menjelaskan bahwa hal itu sudah sesuai berdasarkan tupoksi pihaknya, yang diatur Peraturan Bupati No 6 Tahun 2023, pada pasal 16 ayat (3) huruf m, tentang Pengelolaan Pusat Kawasan Bukit Pelangi.

“Itu termasuk penyediaan dan pembangunan fasilitas umum di Bukit Pelangi sekaligus pemeliharaannya,” jelas Misbachul Choir, beberapa waktu lalu saat pembangunan tugu masih dalam tahap pengerjaan.
Diketahui fasilitas umum lainnya yang sudah terbangun di sekitar kawasan Bukit Pelangi, merupakan tanggung jawab pengelolaan dari Bagian Umum Setkab Kutim. Adapun perihal kelanjutan proyek tugu bulan sabit masih dalam proses tahap penyelesaian.
Disinggung terkait penampakan tugu bundaran yang menghabiskan anggaran senilai Rp 2,5 miliar, Misbachul turut membeberkan rencana hasilnya nanti. “Modelnya nanti itu bentuk bulan sabit, lalu ada semacam air mancur nanti di atasnya,” ucapnya.