Halokaltim, Sangatta – Proyek drainase di Jalan APT Pranoto, Sangatta Utara, yang sempat viral akibat konstruksi bangunan yang dinilai terlalu tinggi dari bahu jalan dan permukiman rumah warga kali ini kembali menuai keluhan, Rabu (29/5/2024).
Pasalnya sudah sekian lama belum ada proses lebih lanjut penyelesaiannya, “sudah lebih 3 bulan kayanya belum ada kelanjutan, harusnya dipercepat pengerjaannya itu,” ujar Fitrah warga sekitar yang sehari-hari berkantor di sekitar lokasi.
Fakumnya pengerjaan proyek hingga saat ini dinilai berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari warga dan pejalan kaki, bahkan mengganggu lalulintas kendaraan dari segi tata ruang jalan.
“Susah kita masuk markir mobil kedalam karena nyangkut, jadi terpaksa mobil-mobil parkir di pinggir jalan. Apalagi kalau mobil kecil, kecuali yang tinggi bannya mungkin bisa,” ujarnya.
Sementara selama ini mobil warga sekitar maupun yang sekedar singgah di toko pinggiran jalan tersebut terpaksa menempati sebagian badan jalan yang kerap mengganggu lalulintas kendaraan.
“Harus dicor secepatnya, biar lalu lintas tidak terganggu. Karenakan kalo tidak dicor, otomatis mobil gak bisa lewat dan harus parkir di badan jalan,”ulasnya.
Sedangkan diketahui bahwa sisa kurang lebih 100 meter lagi jalan di lokasi tersebut yang seharusnya disemenisasi. Meskipun nampak timpang tinggi kontruksi drainase dengan bangunan rumah warga sekitar.
Selain itu, lubang bak aliran air (manhole) di permukaan drainase yang tercover seadanya dikhawatirkan dapat membahayakan pejalan kaki, khususnya terhadap anak kecil.
“Ditutupi kayu begitu aja yang gampang terbuka, yang jelas membahayakan untuk anak-anak. Sedangkan kita aja orang dewasa kalau malam kadang nyangkut kaki di situ,” tandasnya.
Adapun belum lama ini Kabid Sumber Daya Air Dinas PU Kutim, Ade Sudrajat beranggapan bahwa progres pengerjaan proyek-proyek drainase di Sangatta sudah mencapai tahap yang signifikan.
Dirinya berharap pengerjaannya dapat rampung sesuai target yang telah ditetapkan, yakni November 2024. “Kita ada 5 program drainase, tahun ini akan selesai,” ucap Ade Sudrajat beberapa waktu lalu.
“Seperti drainase di Dayung, APT Pranoto ke Wolter Monginsidi, Eris Pajang, Poros Kabo dan Mardani,” terangnya.
Program MYC yang dicanangkan dari tahun 2023 hingga 2024 ini menjadi landasan bagi percepatan pembangunan infrastruktur drainase di Kabupaten Kutai Timur.
Pengerjaannya pun kata Ade, kini tengah mencapai 40 hingga 50 persen, “Kita targetkan ini semoga bisa selesai sebelum bulan November. Tendernya ini di 2023 kemarin, karena program Multi Years kan 2 tahun, 2023 sampai 2024,” jelas Ade.
Terkait kontruksi yang sempat menjadi sorotan dan viral dikalangan warganet awal tahun kemarin, pihak instansi terkait menyebut konstruksinya telah memenuhi standar dan melalui beberapa pertimbangan.
Kala itu diungkap bahwa pembangunan akan nampak setelah selesai dikerjakan. Dikatakan drainase yang sengaja ditinggikan terlihat timpang karena semenisasi jalan yang belum rampung.
Sebagai informasi, proyek tersebut merupakan kontrak tahun jamak, di mana waktu pelaksanaan 420 hari kalender, dengan nilai kontrak lebih dari Rp. 20 miliar. Adapun Groundbreaking oleh Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman pada 21 Oktober 2023.
Namun disayangkan sudah beberapa bulan kontruksi pembangunan drainase yang baru dikerjakan sebagian belum nampak ada tindak lanjut pengerjaannya, sehingga menuai protes warga.(*/dik)