Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) berkesempatan menghadiri Seminar Internasional Audiovisual Archives Preservation Strategies di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), beberapa waktu lalu.
BERLANGSUNG di Ruang Noerhadi Magetsari, Gedung C, Lantai 3, Gedung ANRI, acara ini dibuka Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI, Imam Gunarto. Turut hadir pula Presiden Southeast Asia – Pacific Audio Visual Archive Association (SEAPAVAA), Karen Chan. Sementara DPK Kaltim sendiri diwakili oleh Arsiparis Ahli Muda, Dewi Susanti.
Diskusi panel sempat dibuka di salah satu sesi seminar ini yang dimoderatori Achmad Dedi Faozi. Arsiparis Madya ini merupakan Ketua Tim Penyimpanan Arsip sekaligus Executive Council Member of Seapavaa Senior Archivist of ANRI.
Pada sesi ini melibatkan empat pembicara terkemuka dalam bidang preservasi. Yaitu Head of Media Preservation Department of Preservation Services University of Illinois at Urbana-Champaign, Joshua Harris. Lalu Head of Collection Preservation National Film and Sound Archive of Australia, Rebecca Coronel Rosemarie. Chief Center for Heritage Studies Polytechnic University of the Philippines, Roque Research. Ketiganya hadir secara daring. Sementara Digital Preservation Analyst Archives New Zealand Joshua Ng yang hadir langsung di ANRI.
Pada sesi diskusi ini membahas sejumlah topik menarik seperti bagaimana cara Artificial Intelligence (AI) memproses dan mengelola arsip audio visual, bagaimana peranan dari AI untuk memperbaiki performa kinerja kearsipan.
Digital Preservation Analyst Archives New Zealand Joshua Ng menjelaskan, “jika kita tidak memiliki metadata yang cukup untuk arsip-arsip analog, maka itu tugas dari AI untuk menyempurnakan data tersebut. Seperti ketika kita tidak bisa menemukan deskripsi yang tepat untuk arsip analog, maka AI yang akan menyempurnakan deskripsi arsip tersebut.”
Hal senada juga diungkapkan Head of Collection Preservation National Film and Sound Archive of Australia, Rebecca Coronel Rosemarie. “Dengan adanya AI dapat meningkatkan kualitas dari arsip – arsip digital yang dalam file analog, dalam kondisi tidak baik. Tentu saja AI masih butuh pengembangan lebih lanjut untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan,” katanya.
Terkait dengan memprioritaskan materi audio visual, Joshua Harris dari Head of Media Preservation Department of Preservation Services University of Illinois at Urbana-Champaign, menyebut format dari khazanah arsip analog sudah usang. “Kita masih harus melakukan preservasi untuk khazanah arsip yang sudah usang tersebut. Karena pada dasarnya kita harus merawat dan melestarikan khazanah arsip tersebut sebagai bukti bahwa pertama kali arsip diciptakan memang seperti itu,” sebutnya. (adv)