Halokaltim – Wakil Ketua II DPRD Kutai Timur (Kutim), H. Arfan, SE, MSi, kembali menjaring aspirasi masyarakat melalui reses. Kali ini, ia menyasar warga Tanjung Perancis. Sebuah kawasan pesisir yang memiliki potensi wisata alam berupa pantai di Desa Sangkima, Kecamatan Sangatta Selatan.
Seperti sebelum-sebelumnya, setiap daerah yang didatangi untuk kali pertama dalam giat reses, Arfan melingkari usulan-usulan skala prioritas warga.
Namun demikian, perhatian istimewa khusus warga Teluk Perancis dalam reses Arfan kali ini, sebab mendapat kesempatan merangkum 7 judul usulan prioritas. Berbeda dengan warga di daerah-daerah lainnya, yang hanya diberi jatah maksimal 5 usulan prioritas.
Usulan maksimal 5-7 skala prioritas tersebut menjadi poin penting, agar lebih fokus mengawal aspirasi masyarakat. Cara ini tergolong manjur dan efektif lantaran terbukti dan teruji. Fakta-fakta tersebut telah diabadikan awak media pada liputan sebelum-sebelumnya.
Secara khusus, Arfan memuji akan potensi wisata yang dimiliki Tanjung Perancis indah dan menakjubkan. Jika dikelola dengan baik, maka diyakini akan menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat. Namun sayangnya, tempat wisata tersebut disebutkan masih belum terjamah sehingga masih sangat sepi dari pengunjung.
“Dengan kehadiran saya di sini Insya Allah, saya batasi usulan masyarakat. Tidak boleh banyak usulan tapi juga tidak bisa terealisasi. Karena saya baru datang di sini jadi saya beri sampai tujuh judul usulan,” ucap Arfan.
Bagi Arfan, usulan tidak perlu banyak, yang penting terealisasi. Apalagi sampai berjanji muluk-muluk namun sulit ditepati.
“Di tempat lain usulan maksimal 5 judul usulan prioritas, kalau tidak terealisasi, saya malu datang lagi ke tempat itu. Ini dapil dua dan dapil saya juga, makanya saya datang ke sini, kita kasi bonus 2 judul. Dan kita juga sudah lihat apa yang menjadi kebutuhan prioritas di tempat ini,” tutur Arfan.
“Masyarakat pesisir pantai ini kan masyarakat pra sejahtera, maka kita harus pikirkan bagaimana meningkatkan kesejahteraannya. Beliau hadir di sini tentu ada beban moril ketika tidak bisa membantu masyarakat, tetapi saya lihat figur beliau. Kita tidak minta aja diberi, apalagi masyarakat minta dalam sebuah reses yang merupakan amanat dari undang-undang,” terang pria penggiat pariwisata tersebut.