Halokaltim – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman memimpin rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerahnya (Forkompinda) di Aula Makodim 0909/KTM baru-baru ini.
Ia mengaku ada empat poin yang disoroti masih menjadi polemik diantaranya, kebutuhan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), batas Wilayah Kutim-Bontang, Karhutla dan Narkoba.
Kata dia, terkait mengenai kebutuhan Lapas di Kutim sendiri, hal ini menjadi sorotan. Mengingat jumlah penghuni lapas yang berada di Bontang rata-rata dihuni oleh warga Kutim. Menurutnya hal itu, tentu juga menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim.
“Sehingga kemaren kita mendapatkan surat dari Kepala Kemenkumham Provinsi Kaltim untuk menyiapkan lapas di Kutim. Insyaallah lahan mungkin sudah kita siapkan sebenarnya, tinggal nanti kita akan cek apakah lahan itu memang posisinya tepat atau tidak,” tegas Ardiansyah Sulaiman di hadapan Ketua DPRD Kutim, Joni, Dandim 0909/KTM, Letkol Inf Adi Swastika, Kapolres Kutim AKBP Ronni Bonic, Lanal Sangatta dan lainnya.
Kemudian lanjutnya, terkait persoalan batas Kutim-Bontang, utamanya yang berada di Dusun Sidrap, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan, hal ini juga sempat mencuat dikarenakan letaknya secara geografis, daerah tersebut masuk wilayah Kutim. Namun secara teritorial, Sidrap itu lebih dekat dengan wilayah Bontang.
“Alhamdulillah tadi secara mendalam juga dibahas. Kita sudah melakukan koordinasi melalui Kabag Hukum dengan berbagai pihak terkait dengan Bontang melakukan gugatan di Mahkamah Agung (MA). Alhamdulillah tadi juga sudah kita bahas,” terangnya.
Selanjutnya, tambah orang nomor satu Kutim itu, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang ada di Kutim, setidaknya terdapat sekitar seribuan titik/hotspot yang ada di wilayah Kutim.
Dari data yang didapat, kebanyakan penyebabnya berasal dari aktivitas warga atau Masyarakat, yang membuka lahan untuk perkebunan, berpindah tempat dan lain sebagainya.
“Tapi tadi Alhamdulillah akan ditindaklanjuti, baik melalui Koramil maupun Polsek bersama Babinsa, Bhabinkamtibmas dan warga desa dan sebagainya. Juga nanti ada rencana apel bersama di Kecamatan Kongbeng dan Telen yang tadi disampaikan oleh Kodim,” jelasnya.
Ardiansyah menambahkan, untuk perihal Narkoba, ia mengakui bahwa kebanyakan penghuni lapas di Bontang yang berasal dari Kutim, dan itu rata-rata terjerat kasus Narkoba.
Oleh sebab itu, kedepannya akan makin gencar dilakukan sosialisasi bersama mengenai penyakit sosial ini, mulai dari kegiatan anak-anak yang menyalahgunakan obat batuk komix dan sebagainya.
“Mungkin ini salah satu cara saja barangkali mungkin banyak cara yang lain yang ingin kita lakukan. Tapi ini menurut hemat kami tadi. Karena ternyata awalnya dari bungkus komix yang sengaja mereka beli dan sebagainya, lalu dipakai untuk mabuk. Mudah-mudahan anak-anak kita bisa paham tentang bahaya,” tegas Ardiansyah Sulaiman. (Adv)