Halokaltim.com – Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kutai Timur (Kutim) terus melakukan upaya pengawasan tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada). Salah satu langkahnya, dengan menggandeng Komunitas Seni Kutim.
Kerja sama dalam bentuk partisipatif itu terjalin secara seremonial dalam kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif pada pemilihan calon bupati dan wakil bupati Kutim di Hotel Royal Victoria Sangatta, Jalan AW Syahranie, Kecamatan Sangatta Utara, Kutim, Kaltim, Kamis (15/10/20).
Dalam sosialisasi tersebut, dirangkai dengan deklarasi ‘siap mengawasi tahapan Pilkada Kutim 2020 anti politik uang, hoaks, dan SARA’, melalui penandatanganan di papan putih oleh Bawaslu dan semua peserta.
Ketua Bawaslu Kutim, Andi Mappasiling mengatakan, sosialisasi tersebut ditujukan untuk menggaet kalangan seniman di Kutim yang tergabung dalam Komunitas Seni Kutim. Diharap, melalui hal itu menjadikan para seniman bisa lebih ikut serta dalam mengawasi proses pilkada yang sedang berlangsung.
“Kami sangat berharap semua komunitas masyarakat bisa menjadi bagian dari pengawasan partisipatif, karena komunitas ini bisa kita rangkul untuk menjadi pengawas partisipatif,” ungkap lelaki yang karib disapa Appa usai kegiatan sosialisasi pengawas partisipatif, Kamis (15/10/20).
Sebelumnya, Appa mengatakan, Bawaslu sudah melakukan sosialisasi kepada kalangan siswa SMA/SMK sebagai kaum pemilih pemula melalui aplikasi ‘zoom meeting’.
“Sekarang gilirannya kalangan komunitas seni. Kenapa komunitas seni? Karena umumnya kalangan seniman adalah orang-orang yang selalu memberontak terhadap kemapanan, karena mereka jujur, apapun nilai seninya pasti awalnya kejujuran. Bila tidak dengan kejujuran mereka pasti tidak suka,” terang dia.
“Saya ingin, mereka dari kalangan komunitas seni ini bisa menjadi pengawas partisipatif dalam pilkada ini. Minimal untuk dirinya sendiri dan lingkungan terdekatnya,” tambah Appa.
Jika menemukan pelanggaran pilkada tepat di depan mata, lanjut Appa, maka Bawaslu Kutim berharap para seniman bisa menegur langsung seseorang yang melakukan pelanggaran. Atau paling tidak, bisa melaporkannya ke Bawaslu Kutim.
“Harapan saya dengan mereka menjadi pengawas partisipatif, tingkat kepedulian kalangan seniman terhadap pilkada juga meningkat, sehingga mengurangi juga angka golput,” harapnya. (adv/mon)