Halokaltim, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) akan menindak tegas kasus pelecehan seksual yang melibatkan tersangka seorang tenaga pengajar di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Tenggarong Seberang. Pemerintah daerah pun berjanji akan berupaya keras untuk melakukan upaya pencegahan atas maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak di Kukar.
Kepala Dinas Sosial Kutai Kartanegara, Yuliandris, memberikan penjelasan. Menurutnya persoalan ini tidak hanya terjadi di Pondok Pesantren di Tenggarong Seberang, melainkan sudah relatif banyak ditemukan di berbagai tempat.
“Kasus pencabulan dan pelecehan seksual di Kukar ini sudah cukup banyak. Maka, penanganannya tidak boleh hanya terfokus pada satu kasus di pesantren tersebut, melainkan harus menyeluruh dengan menitikberatkan pada pencegahan,” terang Yuliandris, pada Selasa, 19 Agustus 2025.
Ia menegaskan, anak-anak saat ini nyaris tidak memiliki ruang yang sepenuhnya aman. Di sekolah, kata Yuliandris, anak rentan mengalami perundungan, perkelahian, dan tindak kekerasan. Sementara di lingkungan pesantren, ditemukan pula kasus pelecehan seksual. Bahkan di dalam keluarga, anak tetap berpotensi menjadi korban karena pelaku kerap berasal dari orang terdekat.
“Anak-anak kita sekarang ini bisa dikatakan tidak ada tempat yang benar-benar aman. Itu sebabnya, kebijakan dan upaya pencegahan harus segera dilakukan,” lanjutnya.
Dalam rapat tersebut, salah satu usulan yang mengemuka adalah memberikan pendidikan seksual sejak dini kepada anak-anak. Yuliandris menilai, langkah ini penting agar anak memiliki pemahaman dasar untuk melindungi diri sekaligus berani melapor jika mengalami tindakan yang mencurigakan.
“Edukasi seksual bagi anak-anak adalah bagian dari pencegahan. Bagaimana anak bisa mengetahui batasan tubuhnya, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain. Itu yang harus terus kita dorong,” tegasnya. (*adv/diskominfokukar)
