Dukung Perkembangan Budidaya Ikan Air Tawar, David Rante Tengok Hasil Panen Nila Kelompok Sikalorang

David Rante meninjau langsung hasil panen ikan Nila dari aspirasi masyarakat yang disalurkan ke Kelompok Sikalorang Swarga Bara.

Halokaltim, Sangatta – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim) David Rante, menengok hasil panen salah satu kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang budidaya ikan air tawar, yakni Kelompok Sikalorang Desa Swarga Bara, Sangatta Utara, Minggu (1/6) sore.

Kelompok Sikalorang adalah salah satu kelompok penerima bantuan melalui Pokok Pikiran (Pokir) politisi Gerindra di DPRD Kutim, David Rante, sebagai komitmen dalam mendukung terciptanya swasembada pangan yang selalu di gaungkan presiden Prabowo Subianto.

Melihat hasil panen setelah 5 bulan pengembangan budidaya Nila tersebut, David Rante nampak puas dan optimis kegiatan tersebut dapat berkelanjutan untuk memberi dampak positif untuk masyarakat.

“Kita sangat optimis, karena dari segi sirkulasi air, pemberian pakan, dan dari segi wadah yang disiapkan ini sudah lebih dari cukup dan bisa dikelola secara baik juga. Kita berharap pengembangan ikan air tawar ini bisa berkembang dan bertambah ke depan,” ujar David.

David Rante meninjau panen ikan Nila masyarakat Kelompok Sikalorang.

Menurut David, selain kandungan gizi pada ikan yang kaya akan protein dan baik kebutuhan gizi masyarakat khususnya anak-anak, hal ini juga bisa bermanfaat untuk menambah pendapatan kelompok bahkan rumah tangga para pengelolanya.

David dan sejumlah masyarakat Kelompok Sikalorang juga menyempatkan diskusi untuk mengevaluasi kendala-kendala dan apa yang masih dibutuhkan untuk pengembangan budidaya ikan air tawar ke depan.

“Supaya kelompok ini ke depannya bisa lebih eksis, dan bisa memberikan dampak yang baik. Pertama untuk kebutuhan dan konsumsi masyarakat juga untuk menunjang pendapatan ekonomi masyarakat,” ucap politisi Gerindra itu.

Dengan adanya kelompok itu, diharapkan masyarakat yang lain bisa mengambil contoh bahwa ketika sesuatu diterima dan dan dikerjakan dengan serius pasti bisa. “Karena ini sangat simpel sebetulnya peternakan ikan ini. Ada wadah, ada bibit, ada pakan ya selesai, tinggal kita bagaimana caranya mengembangkan,” tuturnya.

“Kelompok Sikalorang ini sudah membuktikan bahwa ternyata memang bisa. Mereka sudah ada yang berhasil sampai bisa dijual. Jadi roda perputarannya juga sudah jalan. Sehingga kita sangat optimis bahwa ini bisa berkembang lebih baik ke depan,” jelasnya.

David Rante berdiskusi dengan masyarakat Kelompok Sikalorang sebelum meninjau hasil panen.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Sikalorang, Yudi Pakonglean, sedikit memberikan tips dalam pengelolaan budidaya ikan air tawar, khususnya Nila. “Paling utama medianya yang memang harus steril dulu. Kalau kita kolam terpal paling tidak airnya sudah bisa kita endapkan dulu,” kata Yudi.

“Sudah siap airnya sebelum kita masukkan bibit. Yang kedua proses pemberian pakannya, dan proses pemberian pakan harus kita takar berapa kebutuhannya per ikan, berapa populasinya, berapa kebutuhan pakan,” lanjutnya.

Namun menurutnya kebutuhan yang paling vital terdapat pada aerator yang mengatur sirkulasi udara dan ketercukupan oksigen di dalam air yang harus sesuai dengan populasi ikan juga luas wadahnya.

“Karena tanpa aerator mereka akan setengah mati untuk bernapas dan banyak terpengaruh kalau oksigennya kurang, termasuk proses pertumbuhan dan pencernaan. Selain oksigen aerator juga berfungsi untuk menggerakkan air. Jadi airnya itu selalu berputar yang membuat ikan selalu bergerak,” bebernya.

Sebagai informasi, aspirasi yang disalurkan David Rante di Kelompok Sikalorang, tersebar 24 wadah kolam terpal berkerangka besi, dengan masing-masing di isi 500 bibit ikan Nila, serta jumlah pakan yang mencukupi sejak Desember 2024 lalu hingga saat ini.

 

Penulis: Andika Putra Jaya