Tugu Pesut Senilai Rp1,1 Miliar Masih Jadi Perbincangan Hangat di Sosial Media, Dianggap Tidak Relevan

Penampakan Tugu Pesut Mahakam di Simpang 4 Mall Lembuswana Samarinda yang menelan APBD senilai Rp 1,1 miliar. (Foto: Andika Putra Jaya)

Halokaltim, Samarinda – Ikon baru Kota Samarinda, Tugu Pesut Mahakam di Simpang 4 Mall Lembuswana yang menelan anggaran dari APBD 2024 Samarinda senilai Rp 1,1 miliar, masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat hingga saat ini.

“Anggarannya diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda, Uwim Mursalim ketika dihubungi awak media beberapa waktu lalu.

Desainnya yang mempresentasikan siluet abstrak salah satu mamalia air tawar yang hidup di Sungai Mahakam tersebut, menuai sejumlah kritik dari masyarakat. Banyak yang menyayangkan bentuk tugu pesut yang dianggap tidak memiliki kemiripan, dan dinilai menelan biaya APBD yang cukup tinggi dengan hasil yang tidak relevan.

Tidak sedikit pula komentar warga, khususnya di sosial media yang menaruh kecurigaan terhadap proyek senilai Rp 1,1 miliar itu. Tugu setinggi 8 meter tersebut dirancang dengan konstruksi baja berwarna merah mencolok, dilapisi kabel plastik daur ulang, namun dianggap tidak sesuai dengan pengeluaran yang cukup besar.

“Fasilitas publik itu harus mengedepankan fungsi, bukan seni. Estetika apalah… dengan anggaran yang wow, tidaklah sepadan dengan hasil karyanya. KPK seharusnya mengusut ini, bukan hanya di pusat yang tidak ada kejelasan,” komentar salah satu warganet @Bang_S**i pada postingan akun Facebook Berita Terkini Samarinda, Jum’at (17/1/2025)

“Anggaran Rp1,8 miliar 😮. Kalau cuma tugu ini, cukup pakai uang sumbangan warga setempat saja pak, biar uang Rp1,8 miliar bisa dialihkan untuk jalan dan paret,” cuit akun @Muhammad_R****n.

“Konsep yang abstrak. Jadi enggak jelas maksud dan pesan yang mau disampaikan, mungkin mata pancing atau umpan pesut,” sambung netizen lainnya @T*i*_Su*****ng.

 

Tanggapan Walikota Samarinda Terkait Sorotan Warga Terhadap Proyek Tugu Pesut Mahakam

 

Mendapat sorotan tajam dari masyarakat, sebelumnya Walikota Samarinda, Andi Harun, sudah menanggapi persoalan tersebut. “Seperti misalnya tugu pesut. (Katanya) Rp1,1 miliar itu kemahalan, jangan-jangan dikorupsi. Tapi kita (pemerintah) harus ikhlas menerima (kritikan) itu,” kata Andi Harun belum lama ini.

“Itulah karakter kita sekarang, tanpa memiliki fakta, tanpa memiliki bukti, dengan sangat mudah dan enteng menulis bahwa ‘ini dikorupsi, ini disalahgunakan, ini main proyek, dan lain sebagainya’,” sambungnya.

Andi Harun mengaku pihaknya sebagai penyelenggara pemerintahan selalu berupaya untuk menjauhi perbuatan yang dapat merugikan keuangan negara. Ia juga mengajak semua pihak termasuk warga Samarinda untuk tetap berpikir positif ke depan terhadap pembangunan Kota Samarinda.

“Tentu kami (pemerintah) sadar jika kami melakukan perbuatan yang beresiko hukum, bukan hanya kami saja yang dapat konsekuensinya, tetapi keluarga kami juga akan menanggung beban yang tidak ringan,” terangnya.

la menjelaskan apabila masyarakat menemukan indikasi kecurangan dalam penggunaan anggaran pembangunan Tugu Pesut, mereka memiliki hak untuk melaporkannya. “Ya kalau memang ada faktanya, dilaporkan aja ke aparat penegak hukum,” jelasnya.

Ia menegaskan, proyek pembangunan Tugu Pesut Mahakam sendiri tidak semudah yang dibayangkan. Dijelaskannya bahwa ikon baru Kota Samarinda itu, mengandung filosofi dan afirmasi komitmen pemerintah pada pelaku sektor usaha daur ulang.

Lebih lanjut, pihaknya memaklumi perbedaan pendapat yang terjadi di tengah masyarakat dalam pembangunan Kota Samarinda saat ini. “Mudah-mudahan semua nanti akan terbuka hatinya bahwa apa yang kita lakukan ini demi penataan kota Samarinda yang lebih baik kedepannya,” tutur Andi Harun.