banner 1024x768

Heboh Wabah HMPV di Tiongkok, Dinkes Kaltim Ambil Langkah Antisipasi Cegah Penyebaran Virus

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin.
banner 1024x768

Halokaltim, Samarinda – Wabah penyakit Human Metapneumovirus (HMPV) yang merebak di Tiongkok, tengah menarik perhatian publik. Virus yang penyebarannya melonjak di Negeri Tirai Bambu itu, mulai memicu kekhawatiran masyarakat terhadap potensi wabah global, termasuk di Indonesia.

Menanggapi isu tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyebutkan bahwa meskipun belum ada laporan kasus HMPV di Samarinda atau wilayah Indonesia lainnya, langkah untuk mengantisipasi penyebaran HMPV telah dilakukan pihaknya.

“Kami telah memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan untuk mencegah masuknya virus ini,” ungkap Jaya, Rabu (8/1/2025).

Virus HMPV diketahui akan mudah menyebar melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Gejalanya sendiri dapat bervariasi, mulai dari infeksi ringan hingga berat dengan masa inkubasi sekitar 3-6 hari.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, HMPV bukanlah virus yang mematikan. Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.

Namun pada kasus yang lebih parah, virus ini dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia berat pada anak-anak, infeksi paru-paru, serta komplikasi serius pada kelompok yang rentan terhadap penularannya.

Meskipun umumnya tidak berbahaya, Jaya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan virus HMPV. “Kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan individu dengan kekebalan tubuh lemah harus sangat berhati-hati,” sambungnya.

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (China CDC) menunjukkan peningkatan signifikan infeksi saluran pernapasan pada Desember 2024. HMPV menyumbang kurang dari 2% dari tes positif mingguan virus pernapasan. Sebagai perbandingan, flu menyumbang hampir 19% dan COVID hanya lebih dari 7% untuk minggu yang sama.

Meskipun gejalanya mirip flu berat, HMPV belum dianggap memiliki tingkat penularan secepat COVID-19. Namun pihaknya tetap memberikan himbauan kepada masyarakat untuk bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan.

“Rajin mencuci tangan, menggunakan masker di tempat umum, dan menjaga daya tahan tubuh adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah infeksi,” jelasnya.

Meskipun HMPV dan COVID-19 sama-sama menyerang saluran pernapasan, terdapat perbedaan utama pada tingkat penyebaran. COVID-19 memiliki angka reproduksi (R0) yang jauh lebih tinggi dibandingkan HMPV, sehingga penyebarannya lebih cepat dan luas.

Sebagai langkah awal, Dinas Kesehatan Kaltim akan menggencarkan edukasi publik terkait gejala HMPV dan pentingnya deteksi dini. Selain itu, penguatan kerja sama dengan Balai Karantina dan instansi terkait terus dilakukan untuk memantau kemungkinan masuknya virus melalui jalur internasional.

“Masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap waspada. Informasi resmi terkait virus ini akan kami sampaikan secara berkala,” pungkas Jaya.

Dengan langkah antisipatif ini, Pemerintah Provinsi berharap mampu melindungi masyarakat dari potensi penyebaran penyakit pernapasan di tengah dinamika kesehatan global yang terus berkembang.

Ilustrasi penyebaran virus.

Sebagai informasi tambahan, selain HMPV, China juga melaporkan lonjakan kasus Influenza A, khususnya subtipe H1N1 dan H9N2. Influenza A merupakan virus musiman yang sering kali menjadi perhatian global. Gejala utamanya meliputi pusing, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.

Biasanya, orang dengan kekebalan tubuh normal dapat pulih dalam waktu 5-7 hari. Namun, risiko komplikasi meningkat pada kelompok rentan seperti lansia, bayi, wanita hamil, dan individu dengan kekebalan tubuh lemah.

Pengobatan dengan obat antivirus yang dimulai dalam 48 jam setelah gejala muncul dapat membantu mempercepat pemulihan, mengurangi risiko komplikasi, dan Menurunkan tingkat penularan.