Halokaltim, Sangatta – Setelah menggelar Rapat Panitia Khusus (Pansus) tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) pada Rabu siang di kantor DPRD Kutim, Kari Palimbong yang juga hadir dalam diskusi internal itu menyampaikan beberapa hal yang sempat dibahas.
“RPJPD itu perlu kita ketahui bahwa itu harus linear dan harus sinkron dengan RPJPN dan RPJPD wilayah makanya ada beberapa kali kita bahas dan alhamdulillah sudah masuk semua disitu,” ungkap Kari pada awak media.
Kari juga mengungkapkan bahwa dalam diskusi tersebut juga membahas tentang sumbangsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar masih didapat dari sektor batu bara.
“Lebih penekanan kepada inikan batu bara masih jadi tulang punggung pendapatan kita kan artinya ini suatu saat pasti akan habis jadi kita harus hilirisasi ke industri sawit nah itu kita prioritaskan disitu,” ungkap Kari.
Dirinya merasa pengembangan industri sawit itu perlu di tekankan pada masyarakat agar sekiranya bisa menjadi sektor penghasil terbesar di Kutim nantinya.
“Harus digemborkan apalagi seharusnya untuk sawit inikan swastanya harus hadir tapi karena mungkin sesuatu dan lain hal mereka tidak hadir apalagi inikan petani kita masih bertumpu pada perusahaan sawit semua hasilnya dimasukkan ke perusahaan jadi artinya bahwa harga sawit itu masih bisa dimainkan,” sebutnya.
“Kasian juga kan petani-petani kita yah kan ketika buah sawit lagi musim malah murah harganya karena masih wewenang masyarakat, jadi kami harap pemerintah nantinya bisa menghire disitu,” tambahnya.
Lebih lanjut, politisi partai Golkar itu juga berharap dengan adanya RPJPD ini nantinya bisa menjadi acuan atau pedoman untuk perkembangan Kutim kedepannya.
“Inikan masanya 20 tahunan yah jadi bisa saja nanti ada perubahan tapi nanti bakalan di pertegas lagi di RPJPMD atau pembangunan menengah kemudian masuk di yang lima tahunan itu makanya itu di lakukan setelah bupati terpilih tapi acuannya dari sana,” pungkasnya.