Halokaltim, Bontang – Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bontang, Munawwar, resmi menutup Festival Kebangsaan Tahun 2024 di Lapangan Tanjung Laut pada Sabtu (12/10/2024) malam. Festival ini berlangsung dari tanggal 8 hingga 12 Oktober.
Kepala Badan Kesbangpol Bontang, Dedi Hariyanto, mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu wujud komitmen Kota Bontang dalam menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
“Festival Kebangsaan ini diinisiasi untuk memperkuat jati diri bangsa melalui kegiatan positif dan kreatif. Ini sekaligus sebagai upaya menjaga keharmonisan masyarakat yang beragam,” ujarnya.
Festival ini menghadirkan berbagai hiburan, seperti penampilan band lokal, tarian daerah dari berbagai sanggar seni di kota Bontang, serta kehadiran artis KDI dan Jikustik. Selain itu, terdapat 70 stand Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang turut memeriahkan acara. Dedi menambahkan bahwa stand UMKM tidak dipungut biaya sewa, dan diisi oleh mitra Kesbangpol, termasuk paguyuban serta organisasi masyarakat.
“Tujuannya adalah untuk memajukan perekonomian masyarakat lokal,” katanya. Selain berbagai hiburan menghadapi pilkada juga akan dilaksanakan deklarasi damai.
Dalam sambutannya, Pjs. Walikota Munawar mengungkapkan rasa bangganya terhadap kreativitas warga Kota Bontang dalam menggelar acara yang sarat dengan nilai-nilai kebangsaan.
“Festival ini merupakan salah satu wujud nyata bahwa Kota Bontang menghormati dan menghargai keberagaman, baik dalam agama, budaya, maupun etnis,” tuturnya.
Munawar juga menegaskan bahwa Bontang adalah salah satu kota yang dicanangkan sebagai Kota Pancasila.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk terus menggaungkan nilai-nilai luhur Pancasila demi keutuhan NKRI,” lanjutnya.
Ia juga mengingatkan agar di tahun politik ini, masyarakat tetap menjaga ketertiban dan kondusifitas dengan mengedepankan rasa saling menghormati.
Puncak acara pembukaan Festival Kebangsaan ditandai dengan pemukulan kentongan oleh Pjs. Walikota Munawar, didampingi jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, serta ketua paguyuban dan ormas. (*)