Halokaltim, Bontang — Pos anggaran belanja untuk makanan tambahan bergizi bagi anak balita di posyandu dikritisi dewan. Anggota Fraksi gabungan PAN, Demokrat dan Gelora Sumardi menilai besaran anggaran Rp 237 juta untuk 3 kelurahan dengan kasus stunting tertinggi di Bontang terlalu kecil.
Dengan anggaran tersebut, diasumsikan tiap anak hanya menerima Rp 90 ribu dalam setahun.
“Ini jumlah yang sangat kecil untuk anak-anak yang seharusnya mendapatkan asupan makanan bergizi. Di atas kertas anggaran kesehatan mencapai Rp495 miliar, tapi untuk makanan balita hanya segitu,” ujarnya pada Sabtu (12/10/2024).
Tiga kelurahan di Bontang, yakni Bontang Lestari, Berbas Pantai dan Tanjung Laut Indah memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi, dengan Bontang Lestari menempati posisi teratas dengan 35 persen.
Sumardi mendesak agar pemerintah lebih serius dalam menangani masalah stunting, terutama di daerah pesisir yang menurutnya membutuhkan perhatian khusus.
“Dana stunting sangat kecil, tolong ditingkatkan. Kami juga sudah mendorong Dinas Kesehatan untuk membentuk tim khusus penanganan stunting di wilayah pesisir,” tambahnya.
Sebagai kota dengan pendapatan yang besar dari sektor industri, Sumardi menilai bahwa Bontang seharusnya mampu memberikan perhatian lebih besar terhadap masalah sosial seperti stunting. Ketidakseriusan pemerintah dalam menangani isu ini bisa menjadi cerminan buruk bagi kota yang kaya.
“Bontang ini salah satu kota terkaya, tapi untuk hal-hal sosial seperti stunting malah kurang diperhatikan. Ini memalukan jika kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat,” tegasnya.
Sumardi yakin, jika pemerintah benar-benar fokus dan konsisten, masalah stunting bisa diatasi dalam waktu relatif singkat.
“Kalau serius dan konsisten, masalah stunting bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan,” tandasnya.