Halokaltim, Bontang – Kondisi perahu penyeberangan para guru di Pulau Selangan, Bontang Lestari jauh dari kata aman. Kapal berukuran 1 meter x 3 meter ini mudah oyong disapu gelombang bahkan jika cuaca buruk penyeberangan ditunda untuk menghindari bahaya.
Sejak insiden perahu guru di Selangan karam hingga hanyut dibawa gelombang. Pemerintah kembali menyediakan perahu yang tak jauh berbeda dengan angkutan sebelumnya.
DPRD Bontang telah mengusulkan agar pengadaan kapal yang lebih besar dan layak untuk para guru di sana. Sejak 3 tahun terakhir usulan dari dewan tak mempan. Pemerintah beralasan karena terbentur aturan dan kewenangan.
Ketua DPRD Bontang sementara Andi Faizal Sofyan Hasdam menjelaskan, sejak 3 tahun lalu dewan telah menyampaikan agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang menyediakan kapal yang lebih baik.
Kapal Speed Boat dengan peralatan yang lebih canggih dan aman. Hanya saja, usulan yang disuarakan dewan tak bisa ditindaklanjuti. “Setiap tahun dalam 3 tahun terakhir ini kami selalu meminta untuk pengadaan kapal speed boat buat guru-guru di pesisir,” ungkap Andi Faiz kepada Klik Kaltim, Kamis (26/9/2024).
Andi Faiz mengaku, keluhan ini sudah lama disampaikan oleh para guru yang mengajar di pesisir. Namun, pemerintah beralasan regulasi dan kewenangan menghalangi untuk penyediaan kapal tersebut. Alih-alih diwujudkan pemerintah saling lempar tanggung jawab.
“Kami sudah mendorong, apakah teknisnya mau sewa kalau memang takut beli unit baru. Tapi saling lempar mereka,” ungkapnya.
Menurut Politisi Golkar ini anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBD Bontang artinya sekitar Rp 600 miliar. Dengan uang melimpah seharusnya pengadaan kapal speed boat bisa direalisasikan, bahkan bukan hanya di Pulau Selangan di seluruh pesisir pun sanggup.
“Dana pendidikan jauh dari cukup untuk mengadakan, jangankan 1 bahkan bisa lebih,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disdikbud Bontang Bambang Cipto Mulyono belum menjawab pesan singkat yang dikirimkan ke nomor ponselnya hingga berita ini diturunkan.