Halokaltim, Sangatta – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten kutai timur, Faizal Rachman menanggapi soal sejauh mana perkembangan investasi yang telah terjalin di kabupaten kutai timur.
Faizal mengatakan saat tahun 2023 berdasarkan data dari PTSP nilai investasi di kutim ini cukup tinggi jadi seharusnya berpotensi menyelaraskan permasalan ekonomi maupun sdm yang ada di kutim.
“pernah ada laporan 2023 itukan komitmen dari PTSP katanya tinggi tapi itu tadi laman pekerjaan kita tingkat pengangguran juga tinggi, angka kemiskinan juga tinggi jadi pengaruhnya dimana itukan.”kata Faizal pada media dikantor DPRD kutim Senin Siang, (29/07/2024).
Menurutnya jika investasi yang dinilai tinggi tadi harusnya bisa mendongkrak berbagai perubahan dari segala sektor namun yang terjadi belum menimbulkan perubahan dari segi masalah sosial.
“berarti kan investasi yang masuk tidak memanfaatkan tenaga lokal harusnyakan investasi yang masuk itu bisa mengurangi pengangguran bisa mengurangi kemiskinan itukan harapan kita tapi untuk lebih jelasnya ada di PTSP.”kata Faizal
Dirinya mengatakan bahwa sewajarnya investasi yang berhasil ditarik bisa berimbang dengan pemanfaatan tenaga lokal juga untuk memberdayakan sumber daya manusia yang ada di kutim ini.
“jadi artinya sumber daya lokal kita gak terserap misalnya nih investasinya besar tapi tenaganya semua didatangkan dari china kan angka pengagguran kita tetap tinggi.”ungkap Faizal
Lebih lanjut Faizal menyebutkan bahwa hal itu sudah ada diatur dalam peraturan daerah terkait ketenagakerjaan dan DPRD hanya bertugas untuk mengawasi itu
“kita malah sudah keluarkan perda kan dan raperda itu harusnya bisa dijalankan sama instansi yang berkepentingan dan kalau misalkan tidak dijalankan yah harus ditanyakan tuh.”tuturnya
Selain itu, politisi PDIP itu juga menerangkan bahwa sebelumnya kutim pernah punya KEK Maloy yang menjadi bagian investasi industri paling potensial.
“sebelumnya kan kitakan punya KEK Maloy yah dimana itu bisa memberikan ruang untuk mengolah produk olahan turunan dari kelapa sawit harusnya itu yang kita genjot tapi sampai sekarang yah belum berjalan yah.”jelas Faizal
Faizal beranggapan bahwa mandatnya hal tersebut disebabkan karena belum maksimalnya kajian investasi dengan lebih meyakinkan.
“kendalanya yah dari segi keseriusan investor kan karena sebelum mereka masuk harus perlu ada kepastian dulu jadi semuanya harus bersinergi dulu untuk memaksimalkan penarikan investor.”kata Faizal
Oleh karena itu dirinya berharap bahwa besarnya investasi yang masuk ke wilayah kutim nantinya bisa mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan yang ada di kutim.