Bicarakan Hasil Study Banding Penanganan HIV/AIDS Di Bali, Novel Tyty Sebut Referensi Terbaik Dalam Perda

Halokaltim, Sangatta – Setelah melakukan study banding mengenai penanganan HIV/AIDS di Bali beberapa waktu lalu, Anggota komisi A DPRD Kutai Timur Novel Tyty Paembonan memberikan gambaran mengenai penanganan pemerintah Bali dalam mengatasi masalah HIV/AIDS yang mungkin juga bisa menjadi acuan penanganan bagi pemerintah Kutai Timur.

Pada pemberitaan sebelumnya, ketua panitia khusus HIV/AIDS itu menyebutkan akan melakukan study banding ke Bali tanggal 29 Juni lalu dikarenakan Bali menjadi tempat pariwisata yang mampu menangani HIV/AIDS terbaik di Indonesia meskipun pusat pariwisata mereka kerap kali menjadi pusat penyebaran tinggi indikasi HIV/AIDS.

“jadi Bali itukan kunjungan domestik dan internasionalnya kelihatan dan penangan HIV nya mereka Perda mereka itu sudah 2006 jadi sekitar 18 tahun yang lalu mereka sudah ada perda.”ungkap Novel di Kantor DPRD kutim pada Kamis Siang, (18/07/2024).

 

Novel mengaku takjub pada progress pemerintah Bali yang mampu menangani penyebaran penyakit tersebut dengan cepat meski wilayah mereka merupakan tempat yang sangat beresiko penularan HIV/AIDS.

 

“target mereka di 2030 itu sudah zero atau non HIV/AIDS, kegiatan mereka juga luar biasa mulai dari yang namanya tim penjangkau seperti misalnya komunitas sebaya yang sudah menderita HIV.”kata Novel

 

Dirinya membeberkan bahwa upaya pemerintah Bali itu berupa inisiatif lembaga masyarakat yang memang bergerak dalam bidang penanggulangan HIV/AIDS yang bekerja sama dengan Dinas kesehatan dan terikat pada MOU.

 

“ada LSM gitu yang mereka

libatkan mendampingi mereka dengan memantau perkembangannya sampai bisa sembuh mulai dari obatnya, peralatannya, volunteer kemudian diberikan anggaran operasionalnya semua di support oleh pemerintahnya.”tutur Novel

 

Tak hanya itu, Novel juga mengungkapkan bahwa penanganan mereka juga menyentuh pada ranah praktik prostitusi dengan memberikan berbagai edukasi sosialisasi tentang pencegahan penularan yang berkelanjutan.

 

“mereka juga masuk di kelompok prostitusi menanyakan pada mereka ini pakai pengaman gak kalau gak, mereka diberikan alat pengaman lewat PKBI dan yang udah terlanjur terjangkit, mereka ada tim pendamping untuk kemudian di terapi oleh praktisi kesehatan.”bebernya

 

Lebih lanjut dirinya berharap bahwa apa yang dilakukan pemerintah Bali bisa menjadi referensi yang dimuat dalam pembentukan perda penanggulangan HIV/AIDS di kutai timur.

 

“Yah mereka sangat professional dalam melibatkan semua wadah yang ada, memaksimalkannya dengan penuh tanggung jawab dan semoga itu bisa jadi acuan pada perda kita karena 3 tahun terakhir,provinsi bali selalu masuk 3 besar terbaik dalam penanganan HIV/AIDS di indonesia,” pungkasnya.