Tren Press Lock Diterapkan Di Beberapa Kantor SKPD Kutim, Kasmidi Bulang: Lucu Juga Yah

Halokaltim, Sangatta – Adanya penerapan baru di beberapa kantor SKPD berupa Press Lock memunculkan banyak pertanyaan mengenai keefektifan penggunaanya sebagai pelayanan kepada masyarakat ataukah sebagai bentuk pembatasan akses bagi beberapa pihak untuk mengunjungi tempat tersebut.

Seperti yang diketahui bahwa press lock itu sendiri berupa pintu utama kantor yang bertujuan untuk mengontrol kehadiran bagi pekerja yang terdaftar di sebuah instansi. Namun penerapan teknologi ini dianggap cukup membatasi beberapa pihak yang juga punya kepentingan di tempat itu tapi tidak terdaftar sebagai pekerja contohnya media.

Melihat hal tersebut, Wakil bupati kutim Kasmidi Bulang mengatakan itu juga menjadi keluhan bagi banyak masyarakat

“Nanti kita evaluasilah yah karena saya pikir lucu juga karena di ruangan saya saja sampai hari ini masih manual ajah ibaratnya apa yang harus ditakutkan kan kita ini mau memberikan pelayanan kepada masyarakat.”kata Kasmidi di kantor DPRD pada senin siang, (24/06/2024).

Dirinya mengungkapkan bahwa pihaknya akan menindak lanjuti adanya penerapan tersebut yang sesuai dengan standarisasi kantor SKPD.

“Nanti kita akan liat standarnya yang boleh yang mana dan yang tidak karena kan lucu kalau seorang kabid bikin seperti demikian yang masuk ruangannya harus butuh akses.” ungkap Kasmidi.

Menurut Kasmidi sendiri penerapan Press Lock ini dinilai cukup aman, namun jika penerapannya menghambat beberapa pihak itu menjadi sebuah hal yang harus di evaluasi lagi.

“Memang sebenarnya lebih aman kalau secara aturan tapi itu mungkin malah menghambat pelayanan kita pada masyarakat.” tuturnya.

Lebih lanjut, pihaknya akan memanggil inspektorat mengingat standarisasi kantor itu juga sudah diatur dalam undang-undang.

“Standar kantor itukan sudah ada seperti warna kantor itu juga sudah diatur jadi kita tidak boleh ngasih warna kantor pemerintah sesuka suka nya kita karena inikan asset pemerintah.” ucap Kasmidi.

“Begitu juga penanganan sistem yang ada, yang pasti kalau hanya layanan yang jelek buat apa kita bikin kalaupun sudah ada demikian tapi masih malas masuk kantor kan percuma juga.” tutupnya.