Halokaltim, Kutai Kartanegara – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekayuh Baumbai, Bebudaya Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, kembali meraih penghargaan. Pada 2024 ini, desa berlokasi di Danau Semayang itu, menerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
PengharagaanKalpataru tersebut diketahui setelah Desa Pela, masuk 10 besar penerima Kalpataru nasional, dalam kategori penyelamatan lingkungan. Sebagai penilaiannya, yakni kontribusi desa dalam penyelamatan lingkungan konservasi pesut Mahakam yang ada di Sungai Pela dan sekitarnya.
Penghargaan tersebut diterima oleh Ketua Pokdarwis Pela, Alimin, turut didampingi Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kukar, Slamet Hadiraharjo, di ruang Auditorium Gedung Manggala Wanabakti Tanah Abang Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 Juni 2024.
“10 besar terbagi menjadi 4 kategori, yakni perintis lingkungan, pengabdi lingkungan, penyelamatan lingkungan, dan pembinaan lingkungan. Kami masuk di penyelamatan lingkungan bersama dengan dua penerima lainnya,” kata Alimin, saat dikonfirmasi pada Jumat, 7 Juni 2024.
Di jelaskan Alimin, awalnya ada dua desa di Kalimantan Timur yang masuk nominasi 21 besar, yakni Balikpapan dengan kategori perintis dan katogeri penyelamat dari Kukar. Kemudian diseleksi kembali, dan hanya Desa Pela yang berhasil menembus 10 besar.
“Diseleksi lagi jadi 10 besar, jadi Balikpapan tidak masuk nominasi, sedangkan Pela masuk,” terangnya.
Diketahui, Desa Pela telah banyak meraih penghargaan tingkat nasional. Di antaranya sertifikasi desa wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf, hingga Kalpataru.
Alimin berharap, penghargaan yang diraih ini dapat terus dijaga, dipertahankan dan dikembangkan untuk generasi masa mendatang. Supaya Desa Pela bisa terus menyabet prestasi tingkat nasional dan internasional.
“Semoga ke depan ada generasi penerus kita, warga sekitar juga mau mengikuti apa yang dilakukan desa yaitu menjaga pesut dan satwa lainnya dan ragam-ragam hayati yang ada di sungai dan danau,” harapnya mengakhiri. (*adv/diskominfokukar)