Halokaltim – Arsiparis Ahli Muda, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim), Dewi Susanti, mengaku mendapat pengalaman berbeda saat menghadiri Seminar Internasional Audiovisual Archives Preservation Strategies di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
KATA Dewi Susanti, seluruh narasumber yang hadir membagikan pengalamannya dalam melakukan penyelamatan arsip. Salah satunya adalah melaui strategi preservasi arsip audiovisual.
Baginya, strategi ini untuk menjawab tantangan dan krisis penyelenggaraan preservasi/pelestarian arsip audiovisual yang terjadi saat ini. Preservasi arsip sendiri merupakan keseluruhan proses dan kerja dalam rangka perlindungan arsip terhadap kerusakan arsip atau unsur perusak dan restorasi/perbaikan bagian arsip yang rusak. “Jadi tidak hanya disimpan, tapi juga dipelihara dan dilestarikan,” katanya.
Selain itu, Dewi Susanti mengaku kagum bagaimana seluruh narasumber di seminar ini menjabarkan bagaimana upaya preservasi arsip di negara mereka, khususnya yang dipaparkan melalui video.
Baginya, strategi ini merupakan pengalaman yang berharga. Sebab ilmu dari seluruh narasumber bisa diterapkan di Indonesia, khususnya di Benua Etam. M”enjadi pembelajaran bagaimana penyelamatan arsip. Utamanya arsip bersejarah yang berharga,” bebernya.
“Seperti cerita tentang Candi Borobudur, asal muasal situs kris, kemudian batik, dan berbagai ciri khas Indonesia lainnya. Sementara di Kaltim pun ada tersendiri. Ini menjadi pembelajaran, bagaimana menyelamatkan memori kolektif bangsa, yang ada di Indonesia. Menggambarkan citra diri ciri khas bangsa,” ulas Dewi Susanti.
Sebagai informasi, Seminar Internasional Audiovisual Archives Preservation Strategies ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI, Imam Gunarto. Turut hadir pula Presiden Southeast Asia – Pacific Audio Visual Archive Association (SEAPAVAA), Karen Chan. (adv)