NUSASATU – Tenaga Pustakawan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 22 Kota Samarinda, Ana Karnina (58), mengatakan keanggotaan perpustakaan di SMPN 22 Kota Samarinda menerapkan sistem otomatis dengan mengeluarkan kartu anggota tersendiri bagi setiap siswa baru. “Keanggotaan siswa semua otomatis menjadi anggota perpustakaan sekolah, termasuk guru-guru yang ada,” katanya.
Dalam upaya memasyarakatkan perpustakaan kepada siswa, urai Ana Karnina, pihaknya selalu melakukan sosialisasi tak ada hentinya. Termasuk imbauan menggunakan perpustakaan untuk kegiatan belajar mengajar hingga mengerjakan tugas sekolah.
“Karena kalau mengerjakan tugas sekolah di perpustakaan ini siswa akan mudah mencari referensi. Namun saat sekarang ini kami batasi kunjungan karena sedang ada pembenahan,” ujarnya.
Upaya menambah deposit koleksi perpustakaan, dijelaskan Ana Karnina, pernah mendapatkan hibah buku. Khususnya dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur. “Kami pernah dapat hibah buku, dengan sebelumnya mengirim proposal ke perpustakaan wilayah dan kota. Dan juga ke siswa-siswi yang lulus kami imbau untuk menghibahkan buku-buku yang tidak terpakai ke perpustakaan sekolah,” tuturnya.
Namun demikian, Ana Karnina mengakui, masih ada kekurangan karena keterbatas anggaran yaitu alat scan barcode. “Untuk komputer dan printer sudah ada, tinggal alat scan barcode saja yang belum tersedia,” jelasnya.
Sementara itu, dalam memberikan pengkodean terhadap koleksi buku-buku di perpustakaan SMPN 22 Kota Samrinda, menggunakan pelbagai kode. Misalnya kode 000 (karya umum), kode 111 (filsafat/psikologi), kode 200 (Agama), 300 (ilmu-ilmu sosial), 400 (bahasa), kode 500 (ilmu-ilmu murni), kode 600 (ilmu-ilmu terapan), kode 700 (penjaskes), kode 800 (kesusasteraan), dan kode 900 (sejarah dan geografi). (adv)