Halokaltim – Perpustakaan SMA Katolik Santo Fransiskus Assisi Samarinda tidak hanya menyediakan tempat untuk membaca, tetapi juga untuk menulis. Banyak siswa yang mengunjungi perpustakaan setiap hari untuk mencari referensi belajar, membuat konten kreatif, atau bahkan menulis buku dalam bentuk majalah.
Salah satu pustakawan perpustakaan, Chatarina Pulung Kadarina, mengatakan bahwa budaya literasi di perpustakaan sangat berkembang. Ia menambahkan bahwa prestasi akademik siswa juga terus meningkat seiring dengan minat baca mereka.
“Anak-anak kami sangat suka membaca, mereka sering mencari buku sumber referensi saat ada tugas sekolah, jam istirahat, atau ada jadwal perlombaan,” ujarnya pada Jum’at (10/11).
Chatarina menjelaskan bahwa perpustakaan telah menyediakan ribuan koleksi buku bacaan, baik pelajaran maupun keagamaan. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan buku-buku agama lain seperti Islam, Hindu, Buddha, dan sebagainya.
Tujuan dari penyediaan koleksi buku tersebut adalah agar siswa dan guru dapat dengan mudah menemukan sumber buku referensi pembelajaran. Ia juga mengatakan bahwa perpustakaan ingin meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya perbedaan agama.
“Buku-buku di perpustakaan ini lengkap, jadi anak-anak wawasannya luas. Apalagi sekarang ini kurikulum merdeka yang mana anak-anak diberikan kebebasan untuk berpendapat, tapi harus berdasarkan sumber buku yang jelas,” katanya.
Chatarina juga mengatakan bahwa siswa yang berkunjung ke perpustakaan biasanya tidak hanya membaca buku saja, tetapi juga melakukan kegiatan lain seperti rapat OSIS, praktik tata boga, atau membuat video. Namun demikian, pihak perpustakaan tetap mengawasi aktivitas siswa agar tidak melanggar aturan.
“Kami juga selalu bertanya kepada anak yang berkunjung terkait buku kesukaannya. Sehingga kami bisa bantu untuk mengarahkan, supaya anak itu ada ketertarikan untuk berkunjung dan membaca buku di perpustakaan,” tuturnya.
Selain itu, Chatarina juga menyampaikan bahwa perpustakaan sedang berupaya untuk menyediakan perpustakaan digital yang dapat diakses oleh semua siswa melalui internet. Ia mengatakan bahwa hal ini akan memudahkan siswa untuk mencari koleksi buku bacaan tanpa harus datang langsung ke perpustakaan fisik.
“Karena anak-anak disini juga aktif menulis pada blog dan menulis majalah, bahkan ada yang menang lomba menulis,” pungkasnya.