Halokaltim – Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara tengah gencar membangun infrastuktur pertanian milik desa. Salah satu pembangunannya yaitu jaringan irigasi untuk pertanian padi sawah. Selanjutnya rencana itu diharap akan menjadi sebagian cara untuk menyukseskan program lumbung pangan Kabupaten Kukar.
Diketahui pembangunan irigasi di Desa Loh Sumber, telah di mulai sejak awal 2023, panjang sarana pengairan itu sejauh enam kilometer dan melintasi empat rukun tetangga (RT) berbeda. Sementara pekerjaannya ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar.
Melalui Kepala Desa Loh Sumber, Sukirno, menjelaskan pembangunan infrastuktur pertanian di desanya tersebut memiliki berbagai tujuan. Pertama untuk memastikan program pertanian berbasis kawasan yang digulirkan pemerintah kabupaten berjalan sesuai rencana. Disamping itu turut memastikan pengairan pertanian padi sawah di desa berjalan optimal.
“Progres pembangunan irigasi ini berlokasi di empat titik berbeda, sementara kurang lebih 80 persen irigasi di desa sudah tersambung semua,” kata Sukirno, pada Senin, 30 Oktober 2023.
Ia kemudian mengatakan pembangunan irigasi tersebut sudah di harap sejak lama oleh petani desa. Pasalnya secara turun temurun petani di Desa Loh Sumber, masih menggunakan sistem pengairan tadah hujan. Cara itu sekarang di nilai kuno, lebih-lebih bila musim kemarau tiba. Oleh sebab itu kata Sukirno, infrastuktur irigasi dibangun untuk mengalirkan air sungai melalui irigasi hingga mengairi persawahan warga.
“Sudah di pastikan sekarang seluruh irigasi itu tersambung dengan aliran air yang normal,” ucapnya.
Sukirno kemudian menuturkan untuk menyukseskan pembangunan irigasi itu, pihak desa mengusulkan pembangunan irigasi kepada Bidang Sumber Daya Air, Dinas PU Kukar, pada tahun lalu. Realisasinya pihak dinas sudah membangun irigasi sepanjang enam kilometer pada 2023 ini.
Sebagai penerima manfaat pembangunan irigasi, ada sembilan kelompok petani padi sawah di Desa Loh Sumber. Sebagai rincian pembangunan irigasi itu melintasi empat RT berbeda, antara RT 5, 6, 8 hingga 9.
“Dengan tersambungnya seluruh irigasi itu akan mengentaskan persoalan-persoalan pengairan yang ada. Paling utama petani tidak akan lagi kesulitan untuk mengairi padi sawah mereka,” tutupnya. (*adv/diskominfokukar)