Anak SD Kelas 5 Perlukah Vaksin Anti HPV ?

Dewi Soviariani, Ibu Dan Pemerhati Umat (*/ist)

Halokaltim – Kanker serviks menjadi momok yang mengkhawatirkan masyarakat hari ini. Karena banyaknya penderita kanker serviks di Indonesia membuat pemerintah melakukan antisipasi dengan program vaksinasi Human Papiloma Virus (HPV). Namun program ini menyasar anak SD kelas 5. Yang secara usia masih terlalu dini untuk berkemungkinan terdampak kanker serviks. Bontang merupakan salah satu daerah yang telah melakukan launching vaksinasi HPV dan imunisasi rotavirus bagi bayi. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) di Aula Dispopar, Selasa (15/8/23).

Penerima vaksinasi HPV ditargetkan bagi anak perempuan yang duduk di kelas 5 SD. Total jumlah pelajar perempuan kelas 5 SD itu sebanyak 1300 siswa. Sementara itu, ketersediaan tahap awal di Bontang masih berkisar 670 buah vaksin. Sedangkan imunisasi rotavirus diberikan kepada bayi usia 2 hingga 4 bulan. Di Bontang sendiri terdapat sekira 3 ribu bayi, namun imunisasi yang masuk baru seribu.

Menurut Adi Permana, Pengendalian Penyakit Ahli Muda Epidemiologi Dinkes Bontang, menjelaskan, vaksinasi HPV ini diperuntukkan mencegah perempuan terkena kanker serviks. Pemberian vaksin HPV dan rotavirus merupakan program pemerintah untuk mencegah meningkatnya kasus kanker serviks di Bontang. Untuk HPV akan disuntikan 2 kali, dosis pertama pada tahun ini menyasar anak kelas 5 SD dan untuk dosis 2 di tahun depan pada anak kelas 6 SD. “Mulai hari ini vaksin serta imunisasi akan disebarkan ke sekolah serta puskesmas, karena jumlah terbatas akan diutamakan yang capaian penyebarannya bagus,” imbuhnya.

Bahkan untuk memberikan pelayanan terbaik pemerintah juga telah menyediakan program yang menunjang kemudahan bagi perempuan dalam memeriksakan diri dan untuk melakukan pengobatan kanker serviks. Hal ini turut ditegaskan oleh Pemegang program kanker Dinkes, Irma. Beliau menjelaskan kalau ada warga Bontang yang terkena kanker serviks stadium 1 dan 2 masih bisa datang ke puskesmas untuk melakukan Cryoterapi Serviks di Puskesmas Bontang Selatan 1, Puskesmas Bontang Utara 1, dan Puskesmas Bontang Utara 2. “Untuk pengobatannya bisa pakai BPJS, tapi kalau sudah kanker stadium 3 dan 4 sudah tidak bisa, harus kemoterapi,” beber Irma.

Bak gayung bersambut tentunya program ini disambut baik oleh masyarakat. Namun adanya program ini yang menyasar anak SD kelas 5 juga menimbulkan pertanyaan yang cukup mengganjal. Pemerintah mengklaim penting cegah kanker serviks dengan melakukan vaksin HPV yang menyasar anak SD kelas 5. Padahal kalau dipikir masih terlalu dini dan akan terlindungi jika pergaulannya dijaga. Mengapa tidak menyasar WTS dan cegah pergaulan bebas? Jadi apakah ini adalah hal yang wajar jika anak SD kelas 5 yang menjadi sasaran?

Dalam hal pencegahan pemerintah tidak melarang gaul bebas, media, dan kehidupan jauh dari nilai agama (sekuler). Munculnya angka penderita kanker serviks yang tinggi tentunya bukan semata mata kebetulan. Jika dicermati ada beberapa faktor penyebab yang turut menumbuh suburkan hadirnya penyakit tersebut. Maraknya pergaulan bebas pada remaja, dengan aktivitas seks bebas menjadi angka tersendiri meningkatnya jumlah pengidap kanker serviks. Risiko kanker serviks akan semakin tinggi pada wanita yang pernah berhubungan seksual sejak usia dini. Sebab, organ reproduksi remaja belum terbentuk dan berkembang sempurna. Risiko terkena paparan bakteri dan virus dari pasangan seksnya pun jadi lebih tinggi.

Pada kehidupan sekuler saat ini tidak ada batasan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Begitu bebasnya melakukan aktivitas seksual dengan beganti ganti pasangan menjadi gaya hidup remaja. Tak heran jika antisipasi yang dilakukan pemerintah dengan menyasar anak SD kelas 5 menjadi targetnya. Berbanding sejalan dengan kasus seks bebas dikalangan remaja. Namun sayangnya memberikan vaksin HPV bukanlah solusi tepat mencegah kanker serviks. Jika tidak tepat sasaran mengangkat akar masalah, justru akan menjadi legalisasi perzinahan pada remaja. Dengan dalih sudah vaksin maka sejak dini mereka akan lebih percaya diri untuk melakukan seks bebas. Sungguh sangat mengerikan kehidupan yang jauh dari aturan Allah SWT.

Sistem sekuler yang diadopsi tidak akan membawa solusi hakiki. Hanya tambal sulam sejatinya yang seolah olah menjadi angin segar nyatanya malah merusak generasi. Pencegahan yang dilakukan tidak menyeluruh dan tidak tepat sasaran. Sebenarnya membuang-buang anggaran untuk vaksin kanker serviks, solusi tidak sampai ke akar masalah yakni sistem kehidupan liberal kapitalis sekuler. Pelayanan kesehatan saat ini ketika kena kanker serviks ribet jika BPJS dan mahal.

Sumber masalah munculnya angka yang tinggi penderita kanker serviks adalah penerapan kehidupan liberal kapitalis sekuler. Secara sistematis akan mengantarkan pada kerusakan lainnya. Karena itu butuh support sistem yang benar-benar membuat akar permasalahan ini tercabut secara menyeluruh tanpa sisa.
Berlawanan dengan gaya hidup seluler yang memisahkan kehidupan dengan nilai nilai agama, hendaknya kita kembali pada aturan Islam yang bersumber dari aturan Allah SWT. Cara Islam mencegah penyakit kanker serviks dan penyakit kelamin lainnya adalah pencegahan dengan surport sistem, yakni sistem pergaulan, pendidikan, sosial dan hukum. Semua lini kehidupan harus diikat oleh aturan yang satu sehingga tidak terjadi benturan.

Pelayanan kesehatan dalam Islam dan masa kegemilangannya merupakan bukti persembahan terbaik bagi peradaban dunia. Islam memiliki mekanisme untuk mencegah dan menanggulangi permasalahan kanker serviks dengan melakukan tindakan preventif dan kuratif. Politik kesehatan Islam adalah satu-satunya yang berkapasitas penyolusi atas kegagalan politik kesehatan kapitalisme hari ini. Ia adalah bagian integral dari determinan sosial kesehatan Islam sebagai bagian dari sistem kehidupan Islam berkarakter penyejahtera. Ia penjamin pemenuhan kebutuhan hidup insan secara benar, baik fisik maupun nonfisik. Di sisi lain, sifat determinan sosial kesehatan Islam menjadikannya begitu fundamental bagi upaya preventif maupun kuratif. Allah Swt. bersabda, “Dan tidaklah Kami mengutus engkau kecuali rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiyaa [21]: 107).

Salah satu yang terpenting adalah pandangan bahwa kesehatan merupakan kebutuhan pokok publik yang pemenuhannya dijamin langsung oleh negara, sehubungan fungsinya sebagai raa’in (pengurus) kepentingan rakyat.
Rasulullah saw. bersabda, “Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad). Alhasil, fasilitas kesehatan milik pemerintah, baik rumah sakit, klinik, maupun puskesmas, berkedudukan sebagai institusi teknis pelaksana fungsi negara dalam mengurusi kepentingan kesehatan publik. Semua dikelola dengan prinsip sosial dan pelayanan penuh, disediakan murah bagi rakyat, bahkan gratis.

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang serviks (leher rahim) wanita yang disebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV). Secara global, kanker serviks menempati urutan ke-4 yang menyerang Wanita. Lalu bagaimana kondisi
di Indonesia? Data Statistik Kanker Serviks di Indonesia peringkat Kanker 2. Jumlah Kasus Baru 36.633. 89 wanita Indonesia terkena kanker serviks setiap harinya
dengan jumlah kematian 21.003. 57 wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks setiap harinya. Cakupan Skrining 1,77% pada wanita usia subur. Sumber: Globocan 2020 Profil Kesehatan Indonesia Kemenkes 2021.

Adapun faktor penyebab nya adalah Penyakit menular seksual, Aktivitas Seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan banyak pasangan, Gangguan Imunitas, Merokok, Riwayat Kanker Serviks pada Keluarga. Dari data ini mekanisme Islam menentukan penyebab masalah sangat penting. Pergaulan bebas akan dicegah dengan penerapan sistem pergaulan Islam.

Pintu masuk penyakit gaul bebas lainnya seperti media pornografi ataupun konten yang memancing syahwat akan diblokir tanpa ruang oleh negara. Media menjadi sarana edukasi bagi generasi untuk menjadi bekal meningkatkan kualitas hidup termasuk edukasi dalam menjaga kesehatan. Begitu juga tempat tempat maksiat seperti prostitusi dijamin oleh negara tidak akan pernah berdiri karena negara menerapkan secara totalitas perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an dan As-sunah. Perzinahan adalah keharaman yang secara sistematis harus dicegah tidak boleh ada sarana sarana yang memicu terjadinya zina. Hukum Islam menindak tegas pelakunya dengan hukum yang menimbulkan efek jera bagi masyarakat.

Dan adapun mereka yang terkena kanker serviks karena gangguan imunitas akan diberikan tindakan kuratif oleh negara secara gratis. Kehidupan masyarakat Islam eksis dengan pola kehidupan Islam, khususnya kebiasaan makan yang bersifat pencegah kerusakan kesehatan, seperti kanker. Mindset kehidupan adalah berlandaskan akidah Islam sehingga setiap insan terbiasa hanya mengonsumsi makanan halal, baik zat maupun cara mendapatkannya. Berbagai zat gizi pun dapat terpenuhi tanpa berlebihan dan akan terbebas dari unsur bahaya pencetus penyakit berbahaya tersebut. fungsi negara dapat berjalan normal, yakni sebagai pengurus kepentingan rakyat, khususnya pelaksanaan politik pangan Islam yang meniscayakan terjaminnya ketersediaan pangan yang halal dan baik hingga di tingkat rumah tangga.

Pembiayaan kesehatan juga berlangsung dengan konsep anggaran mutlak. Maksudnya, negara wajib mendanai pembangunan kesehatan bagi terawatnya kesehatan setiap individu masyarakat sepanjang hayatnya, berapa pun jumlahnya; baik upaya kuratif dengan keseluruhan pilar-pilar sistem kesehatannya maupun upaya preventif di hulu. Bahkan, sekalipun tidak ada kekayaan negara yang diperuntukkan untuk pos kesehatan.

Begitu detail Islam menjamin kesehatan masyarakat melalui lembaga negara. Penanganan dengan penerapan politik Islam secara totalitas akan mencegah terjadinya penyakit kanker serviks dan penyakit kelamin lainnya. Wilayah Bontang maupun Kaltim dan seluruh wilayah di Indonesia akan mampu mencegah permasalahan ini jika mengambil Islam sebagai solusi. Bukan solusi tambal sulam yang dijanjikan dalam kehidupan liberal sekuler kapitalisme yang malah justru salah sasaran dan menjadi jalan bagi munculnya permasalahan lain yang menyebabkan generasi semakin rusak dan terpuruk. Tidak ada alasan bagi kita sebagai negeri mayoritas muslim untuk kembali melanjutkan kehidupan Islam secara kaffah sebagai solusi hakiki persoalan negeri yang sudah sangat dinantikan.

Wallahu A’lam Bishshawwab