SAMARINDA – Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Eleminasi) Malaria di Provinsi Kaltim Tahun 2022 yang digelar Biro Kesra Setdaprov Kaltim, di Ruang Rapat Tepian 1, Kantor Gubernur Kaltim, Senin (4/6/2022).
Andi Muhammad Ishak mengungkapkan beberapa wilayah di Indonesia dengan kasus malaria tertinggi yakni Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kaltim. Di Kaltim sendiri, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masuk kabupaten endemis malaria tinggi di Indonesia.
Mantan Sekretrais Dinas Kesehatan Kaltim itu menambahkan, permasalahan terkait eliminasi malaria di Kaltim adalah masih banyak pembukaan lahan baik legal maupun ilegal dan berpindah-pindah lokasi. Selain itu pos malaria hutan belum berjalan maksimal dikarenakan SDM yang belum memadai. Screening malaria sebelum dan sesudah masuk hutan juga melum berjalan maksimal.
“Termasuk belum optimalnya peran semua sektor dalam pengendalian malaria dan regulasi terkait pengendalian malaria yang belum berjalan optimal,” tandasnya.
Andi mengatakan, pemerintah sendiri berupaya untuk mengeliminasi penyakit itu paling lambat tahun 2027, tentunya ini juga menjadi tugas semua pihak dan semua sektor bersama-sama untuk mengeliminasi malaria di Bumi Etam paling lambat pada tahun 2027.
“Dalam upaya pengendalian malaria ada tiga strategi yang dapat dilakukan yaitu pertama akselerasi pada daerah endemik tinggi. Kedua intensifikasi pada endemik moderat, dan ketiga eliminasi pada daerah endemik rendah dan pemeliharaan untuk mencegah reintroduksi kasus pada daerah-daerah yang sudah bebas malaria,” ujarnya.
Selain itu, kata Andi perlu penguatan koordinasi lintas sektor pemerintah daerah maupun pihak, baik pemerintah, swasta terkait, untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menghambat percepatan eliminasi malaria, karena tidak mungkin mencapai eliminasi malaria di tahun 2027 jika hanya diselesaikan oleh sektor kesehatan.
“Saya mengimbau peran aktif semua perangkat daerah terkait, pemerintah kabupaten kota serta perusahan-perusahan swasta yang bersinggungan langsung dengan permasalahan eliminasi malaria, agar upaya akselerasi eliminasi malaria di bumi Kaltim dapat kita capai,” pesannya.
Andi Muhammad Ishak berharap, melalui rakor ini muncul motivasi untuk mulai bersinergi dari tingkat provinsi dan kabupaten kota dan sektor swasta untuk bersama-sama bekerja keras dan bergotong-royong dalam mewujudkan eliminasi malaria di Provinsi Kaltim. (mar/sul/adpimprov kaltim)