Lebih Dekat Mengenal Sri Wahyuni, Sekda Perempuan Pertama di Kaltim yang Memulai Karir dari Militer

Sri Wahyuni

SAMARINDA – Sri Wahyuni menjadi Sekda perempuan pertama di lingkungan Pemprov Kaltim. Yakni, setelah dilantik Gubernur Kaltim Isran Noor di Kantor Gubernur 30 Maret 2022.

Lantas, siapakah Sri Wahyuni? Berikut ulasan singkat yang dirangkum Halokaltim.id dari berbagai sumber.

Perempuan yang kini menjadi aparatur sipil negara (ASN) nomor satu di Pemprov Kaltim tersebut merupakan perempuan kelahiran Samarinda pada 29 Desember 1970.

Sri Wahyuni pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor tahun 1989-1992. Kemudian dia lanjut mengikuti Sekolah Perwira Militer Wajib STPDN Sekolah Korps Wanita Angkatan Darat (SESKOWAD) Bandung tahun 1992.

Sri juga melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan mendapat gelar sarjana Ilmu Pemerintahan di jurusan Politik Pemerintahan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta tahun 1996-1998. Pendidikan terakhirnya dia tempuh di The Australian National University (ANU) Australia pada 2004-2006 dan mendapat gelar Master of Public Policy.

Mengenai karier, Sri memulai kariernya sebagai Perwira Pertama Militer Kodim 0803/Madiun pada 1992-1994. Kemudian dia menjadi Lurah Long Ikis, Kabupaten Paser mulai 1994-1996. Kariernya menanjak sebagai Kepala Sub Bagian Tata Pemerintahan Desa, Setdakab Kukar pada 1999-2003. Hingga akhirnya menjadi Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Kukar pada 2006-2012.

Sri juga dikenal aktif dalam hal bidang pariwisata. Hal itu dibuktikan karena dirinya pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar pada 2012-2016. Lalu lanjut sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kukar mulai 2016-2019. Hingga akhirnya pada 2019 silam, Sri dilantik sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kaltim dan kini menduduki jabatan Sekda Kaltim.

Pesan Isran Noor

Gubernur Kaltim, Isran Noor menyebutkan, seorang sekda harus mampu berkoordinasi, berkomunikasi, dan menerjemahkan program-program pembangunan Kaltim. Khususnya kepada staf dan unit-unit kerja terkait.

“Seorang sekda, pokoknya tugas tumpuk banyak. Bisa enggak tidur kalau melihat tugas-tugas. Apalagi gubernur, wakil gubernurnya datang surat, perintahkan sekda. Disposisi sekda aja. Sekda yang mikir ini kemana tindak lanjutnya,” ungkap Isran dalam sambutannya.

Dalam hal ini, Isran menyebut bahwa Sri Wahyuni akan banyak menolongnya bersama Hadi Mulyadi untuk segala macam urusan. Memang sudah menjadi tugas pokok dan fungsi seorang sekda. Sebab gubernur dan wakil gubernur tak bisa bekerja sendiri.

“Ilmu berkomunikasi menjadi sangat penting. Bu Sri juga akan mengikuti diklat Lemhanas sekitar 6-7 bulan. Akan dapat ilmu baru dan pengalaman,” lanjutnya.

Isran juga menilai yang paling berperan besar di dalam pencapaian program dan tujuan seorang kepala daerah itu ada di jabatan-jabatan struktural. Dalam hal ini, ujar Isran, begitu besar tugas sebagai sekda.

“Kami dukung keputusan Presiden RI yang sudah menetapkan Sri Wahyuni sebagai Sekda Kaltim. Dia sudah bersumpah untuk bersungguh-sungguh, penuh kejujuran, dan keikhlasan. Kami dengar sumpahnya. Kalau begitu, kami yang mendengarkan juga harus ikut bersumpah bahwa program pemerintah daerah harus diwujudkan secara bersama,” tambah Isran.

Di tempat yang sama, Sri Wahyuni mengungkapkan, dirinya tidak bisa mengemban amanah yang telah dipercayakan ini sendirian. Sehingga dia juga berharap terjalinnya kerja sama dengan seluruh pihak di Kaltim.

“Siap insyaallah mengemban amanah. Komunikasi tentu tidak mengenal gender ya. Mudah-mudahan, dengan pencapaian ini juga memberi dorongan yang kuat bagi ASN perempuan bahwa kita punya kesempatan yang sama,” jelas Sri Wahyuni.

Menurut Sri, komitmen juga diperlukan karena kesempatan itu harus digunakan untuk menunjukkan kinerja yang baik, komunikasi, dan kolaborasi.

“Setelah ini saya tentu akan berkoordinasi dengan Pj Sekda sebelumnya serta kepala OPD lainnya,” tutup Sri singkat. (*)

Editor: Raymond Chouda