Halokaltim – Desa Kerta Buana dari Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, menjalin kerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Mulawarman (Unmul). Mereka sepakat menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk pengembangan desa wisata Kaltim, Kamis (16/12/2021).
Kedatangan rombongan akademisi Unmul yang dipimpin Dekan Fisip Dr H Muhammad Noor M Si beserta jajarannya, disambut meriah dengan tarian tradisional khas Bali sebagai pembuka acara. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa oleh ketua LPM Desa Kerta Buana.
Sambutan pertama disampaikan oleh Kepala Desa Kerta Buana, I Dewa Ketut Adi Basuki. Dia berharap, dengan adanya kerjasama ini Desa Kerta Buana dapat terekspos dan terkelola dengan baik, serta menjadi salah satu destinasi wisata di Kalimantan Timur khususnya di Kutai Kartanegara.
Senada, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Kerta Buana, M Yasin mengharapkan, kegiatan ini dapat menjadi langkah awal Desa Kerta Buana menjadi desa wisata di Kalimantan Timur.
Dalam sambutan berikutnya, Dekan Fisip Unmul, Dr H Muhammad Noor M Si menyampaikan ucapan terima kasih, karena Fisip Unmul telah dipercaya untuk ikut andil dalam mengembangkan Desa Kerta Buana.
“Bahwa Fisip Unmul siap setiap saat untuk menyukseskan pengembangan Desa Kerta Buana sebagai desa wisata,” tegas Noor dalam sambutan itu.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara Fisip Unmul dan Desa Kerta Buana yang ditandatangani oleh M Noor dan I Dewa Ketut Adi Basuki. Serta penyerahan plakat dari Fisip Unmul kepada Desa Kerta Buana. Kemudian kembali ditampilkan hiburan berupa tarian tradisional khas Bali yakni tari nelayan.
Setelah hiburan, dibuka sesi focus group discussion (FGD) yang dimoderatori oleh Akademisi Ilmu Komunikasi Fisip Unmul, Hj Hairunnisa Husain S Sos MM.
Dalam diskusi tersebut dipaparkan pembahasan oleh Fareis Athalets S Par MM Par, selaku akademisi Administrasi Bisnis Fisip Unmul yang membahas mengenai pariwisata yang akan dilakukan Desa Kerta Buana ke depannya.
Dia mengatakan, perlu adanya point of interest atau tujuan wisata utama di Desa Kerta Buana, agar dapat menjadi desa wisata yang menarik banyak perhatian.
“Namun untuk menjadikan suatu desa wisata, tentu akan memakan waktu yang cukup lama dan proses yang panjang, sehingga masyarakat harus diberi kesadaran dan pemahaman mengenai pariwisata. Serta tetap menjaga dan melestarikan budaya, kearifan lokal, dan kesehatiannya. Karena tujuannya bukan mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya tetapi bagaimana agar wisatawan yang datang memiliki keinginan untuk datang lagi ke desa tersebut,” urai Fareis.
Selain dari sumber daya manusianya, lanjut dia, suatu desa wisata juga harus menitikberatkan pada aksesibilitasnya. Perlu juga unggul dalam tiga aspek, yakni aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi. Agar Desa Kerta Buana dapat menjadi desa wisata yang berprestasi dan mandiri.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fisip Unmul, Dr Phil I Ketut Gunawan, yang lahir dan besar di Bali juga sempat memberikan gambaran mengenai pariwisata di Bali, sebagai percontohan dalam diskusi tersebut.
“Ada banyak hal di Bali yang dapat kita ambil dan terapkan untuk Desa Kerta Buana. Tetapi jangan juga meng-copy-paste Bali secara persis, tetap lestarikan budaya dan kearifan lokal yang ada di Desa Kerta Buana ini,” urainya.
Akademisi Administrasi Publik Fisip Unmul, Drs Muhammad Zainal Arifin MSi, serta perwakilan dari PT KITADIN dan PT MSJ, turut menyuarakan pendapat dan solusi dalam mengembangkan Desa Kerta Buana menuju desa wisata.
PT KITADIN yang beberapa tahun ini telah berada di Desa Kerta Buana juga memiliki program-program yang secara fisik 30 persen telah terlaksana. Publikasi juga perlu ditingkatkan agar Desa Kerta Buana dapat lebih dikenal.
“Diharapkan melalui acara ini dapat meningkatkan pengembangan Desa Kerta Buana menjadi salah satu desa wisata di Kalimantan Timur,” ucap Hairunnisa saat memandu diskusi. (wsd)
Editor : Raymond Chouda