Kita di Kaltim Sebenarnya Tidak Dilarang Mudik

Insya Allah tahun ini saya Lebaran di Sangatta lagi. Tahun lalu juga Lebaran Idulfitri di Sangatta karena awal covid-19 tahun 2020 lagi serem-seremnya. Jadi gak bisa pulang ke Samarinda yang sebenarnya dekat.

OPINI OLEH : Raymond Chouda (Plt Pemred Halokaltim.com)

Indonesia sudah melalui masa pandemi setahun lebih. Kita juga sudah sama-sama tahu, bahwa; meski sekolah tidak dibuka tapi mal tetap beroperasi, lapak pasar tetap terhampar, dan berbagai kerumunan lainnya.

Sekarang ditambah larangan mudik dan bahkan larangan open house.

Saya kok merasa yakin bahwa sebenarnya pemerintah sudah tahu bahwa larangan ini bakal tetap dilanggar. Mungkin saja pemerintah berpikir begini: kalau gak dilarang nanti akan terjadi ledakan pandemi, jadi sebaiknya dilarang saja supaya paling tidak mengurangi (karena yang melanggar hanya sebagian kecil, yaitu kaum nekat).

Tapi setelah sekitar sepekan aturan larangan mudik terbit, saya akhirnya sadar bahwa larangan mudik ini masih kalah cerdas dibanding kekompakan warga 62+ di Kaltim.

Sebab pola yang terbentuk saat ini, perlahan warga satu-persatu menerobos gerbang antar-kota. Seperti di Kutai Timur, kami warga saling mengabarkan perkembangan jalur mudik. Bila satu orang lolos dari Sangatta ke Samarinda, informasi itu akan dikabarkan via Whatsapp sehingga menjadi motivasi calon pemudik lainnya.

Kini faktanya, layanan kendaraan travel atau bus memang tutup, tapi warga masih bisa mudik dengan kendaraan pribadi, terutama motor. Sebab kondisi Kaltim yang hutan ini memang gak seperti Pulau Jawa yang padat penduduk nan masif bila moment mudik.

Lantas saya yakin, sebenarnya Gubernur Kaltim Isran Noor sudah tahu bahwa warga Kaltim akan tetap mudik meski dilarang. Saya juga sekarang yakin, beliau memang membiarkan hal ini, karena sebenarnya kondisi di Kaltim ini tidak cocok untuk diberlakukan larangan mudik.

Hanya saja dampaknya, banyak layanan angkutan penumpang resmi antarkota tak berani beroperasi. Dan, saya sebagai warga yang terbiasa menggunakan layanan tersebut juga kesulitan. Sebab, saya tidak akan mudik naik motor karena resikonya yang terlalu besar, apalagi jalan kaki, dan mungkin ada banyak warga lain yang seperti saya.

Jadi, mudik di Kaltim kini bukan lagi soal boleh atau tidak. Tapi mau atau tidak (ambil resiko).

Ya, ini hanya persoalan berani atau tidak ambil resiko. Anda berani? (*)

Foto : Poliklitik.com

Billy Bets – Join Billy Bets for non-stop action, big wins, and an unforgettable betting experience anytime, anywhere.