Halokaltim.com – Ikan Cupang atau Betta SP saat ini menjadi salah satu ikan hias yang paling di buru oleh para penggemar tersendiri. Budidaya Ikan Cupang juga memiliki prospek yang menjanjikan, karena ikan yang hidup di air tawar itu mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya.
Memelihara ikan cupang adalah kegiatan yang dilakukan sebagian orang untuk mengusir kebosanan, bahkan menjadi lahan bisnis di tengah lesunya perekonomian.
Seperti yang ditekuni Herry warga Sangatta tepatnya di Gang Dayung IV. Sejak SMA pada tahun 2007 telah menggeluti hobi ikan yang memiliki karakter yang unik ini.

Walaupun sempat vakum pada tahun 2010-2014, kini Herry memulai merintis kembali. Perjalanannya mampu dilewati pada 2014-2020.
Ikan Cupang adalah ikan air tawar yang habitat asalnya terdapat di beberapa negara Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.

Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup.
“Walaupun tidak banyak, omsetnya untuk awal ternak, ikan lokalan (cendolan) berkisar seratus ribu rupiah, untuk ikan dengan kualitas grade lima ratus ribu sampai dengan empat juta rupiah. Untuk perwatannya sendiri di mulai dengan kualitas air yg harus dijaga, kemudian pakan yang cukup dan bagus, serta tempat yang memadai untuk penyortiran ikan,” jelas Herry.
Lebih lanjut Herry menjelaskan bahwa untuk saat ini terdapat beberapa parian jenis ikan cupang yang di pasarkan diantaranya Fccp Hellboy, Multicolor dan Avatar.
“Untuk pasar lokal Kutai Timur mungkin masih begitu kurang namun untuk permintaan di luar daerah masih banyak dan masih stabil. Untuk harga bervariasi mulai dari lima belas ribu rupiah hingga jutaan rupiah per ekor nya, tergantung jenis dan kualitasnya, untuk pemasaran masih menggunakan media sosial seperti Facebook dan WhatsApp” ungkapnya.
“Alhamdulillah, untuk penjualan hingga saat ini masih stabil dan menguntungkan, untuk jenis yang di minati saya rasa relatif, tergantung selera masing masing buyer atau pembeli” imbuhnya. (*)
Penulis : Rusli Nobi














