Generasi Milenial Satu Suara untuk Perubahan, Deklarasi Dukung ‘Agen of Change’ di Pilkada Kutim

Halokaltim.com – Seluruh masyarakat sepakat adanya perubahan yang lebih baik untuk Kabupaten Kutai Timur (Kutim) ke depan. Mereka menginginkan Kutim makin maju. Tak terkecuali para generasi muda atau yang karib disapa generasi milenial.

Resah oleh kondisi Kutim saat ini, mereka pun memutuskan untuk ikut terlibat dalam mengubah daerahnya. Pilihan sudah dijatuhkan. Dukungan sudah diberikan. Calon Bupati dan Wakil Bupati Kutim, H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu sudah jadi pilihan. Mereka pun mendirikan komunitas My Makin.

Kehadiran generasi muda sebagai ‘agent of change’ (agen perubahan) sangat dinantikan oleh Kutim. Seabrek permasalahan harus dituntaskan bersama. Mulai dari infrastruktur yang tidak merata, pengelolaan pemerintahan, pendidikan, hingga kesejahteraan masyarakat.

“My Makin terdiri dari berbagai komunitas. Termasuk beberapa komunitas motor. Kami, pemuda untuk perubahan. Semangat kami untuk mendukung Mahyunadi-Kinsu karena niatnya untuk perubahan. Kami pemuda, butuh perubahan,” tegas ketua My Makin, Maega.

Dia berharap, Mahyunadi-Kinsu dapat membawa perubahan untuk Kutim. Tidak hanya pembangunan fisik, namun juga sumber daya manusia (SDM). Pihaknya juga yakin bahwa Mahyunadi-Kinsu akan mengakomodir keinginan generasi milenial.

“Kami komunitas My Makin, menyatakan dukungan dan siap memenangkan pasangan calon nomor urut satu, H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu, menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutim periode 2021-2024. Semoga Allah SWT, mengijabah dan meridai niat dukungan kami ini,” harapnya.

Sementara itu, Mahyunadi yang hadir didampingi H Kinsu mengatakan, dukungan dari generasi milenial sangat berarti. Menurut ketua DPRD Kutim 2014-2019 itu, dalam membangu Kutim, pasangan ini memiliki visi

“Terwujudnya Kabupaten Kutai Timur yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera Berlandaskan Gotong Royong”.

“Untuk generasi milenial, kami sudah menyiapkan program untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing. Sehingga, generasi milenial Kutim mampu bersaing dengan SDM dari manapun,” tegas Mahyunadi.

Untuk merealisasikannya, Mahyunadi-Kinsu pun menyiapkan alokasi anggaran 20 persen di bidang pendidikan untuk bantuan perlengkapan siswa, pemberian beasiswa, pendidikan nonformal, peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru serta pendirian dan pengembangan balai latihan kerja.

“Bukan hanya biaya sekolah yang gratis. Semuanya harus gratis. Seragam, buku, dan kebutuhan lain akan ditanggung pemerintah. Jadi, anak-anak kita tinggal fokus belajar, belajar, dan belajar. Bagi mahasiswa, kita siapkan beasiswa penuh. Jadi, mahasiswa Kutim fokus untuk kuliah. Sedangkan yang masuk ke dunia kerja, kita bekali berbagai pelatihan sebelum disalurkan,” tegasnya.

Membangun Kutim ke depan tidaklah mudah. Dukungan dari masyarakat sangat menentukan nasib kabupaten berpenduduk 424.171 jiwa (semester I 2020) itu. Jika salah memilih memimpin pada 9 Desember mendatang, harapan untuk menikmati program-program tersebut di atas akan sirna.

Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang memiliki kualitas, pengalaman, dan paham dengan kondisi masyarakat. Kehadiran masyarakat dalam rangka membawa Kutim untuk perubahan sangat dibutuhkan. Syaratnya adalah coblos nomor satu, Mahyunadi-Kinsu. (*)