Halokaltim.com – Menelan anggaran Rp 5 miliar, Pekan Olah Raga Kabupaten (Porkab) Kutai Timur (Kutim) 2020 akan terlaksana dengan melibatkan 8 cabang olahraga (cabor). Sekitar 40 cabor lain yang tak diikutsertakan menjadi “api” sehingga jajaran DPRD Kutim mempertanyakan transparansi kegiatan itu.
DPRD Kutai Timur menggelar hearing yang mempertemukan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutim sebagai pelaksana, KONI Kutim dan perwakilan pengurus cabor di Kutim. Untuk membahas tentang rencana pelaksanaan kegiatan yang bakal menelan anggaran Rp 5 miliar tersebut. Hearing digelar di ruang panel I DPRD Kutim, Senin (24/2/20) sore.
Diketahui, 8 cabor yang akan dipertandingkan dalam Porkab Kutim 2020 antara lain sepak bola, pencak silat, atletik, bulu tangkis, voli, sepak takraw, catur dan tenis meja.
Banyak protes bermunculan dari cabor yang tidak dimasukkan dalam Porkab Kutim 2020.
Ketua Komisi D Fraksi DPRD Kutim Maswar Mansyur mempertanyakan transparansi kegiatan tersebut. Yakni tentang penggunaan anggaran Rp 5 miliar untuk Porkab Kutim
“Anggaran itu (Rp 5 miliar) sangat besar hanya untuk pertandingan 8 cabor saja,” tukas dia dalam rapat hearing.
Wakil Sekretaris I KONI Kutim Abdul Karim turut angkat bicara. Dia menjawab hal-hal yang dianggap menjanggal. Bahwa menurutnya, 8 cabor yang akan dipertandingkan dalam Porkab Kutim itu merupakan hasil yang telah disepakati.
Karena, menurut Karim, monitoring dan evaluasi KONI Kutim ke 18 kecamatan di Kutim, hanya 8 cabor itu yang acap kali dipertandingkan di sejumlah kecamatan.
“Akhirnya dipilih 8 cabor itu. Anggaran sangat minim, kalau untuk mempertandingkan sekitar 20 cabor,” ujarnya. (adv/ash)