Halokaltim.com – Tak ada gading yang tak retak. Istilah itu berlaku pula terhadap Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tuah Benua Kutai Timur (Kutim) yang telah mengidentifikasi, bahwa terjadi kebocoran pipa di Kutim saat ini sekira 27 persen.
Namun kebocoran tersebut, dikatakan Direktur PDAM Tirta Tuah Benua Suparjan, telah ditangani pihaknya. PDAM terus berupaya menekan kebocoran tersebut agar penggunaan air lebih efisien.
“Angka kebocoran air masih cukup tinggi, mencapai 27 pesen,” ujar Suparjan, saat dijumpai di ruang kerjanya, Senin (27/1/20).
Suparjan menerangkan, kebocoran terjadi sebab pipa existing sudah termakan usia. Selain itu, juga disebabkan teknis penggunaan pipa dan material serta aksesosirs saat pemasangan.
“Kebocoran ini tersembunyi, kita belum memiliki alat sensor yang canggih untuk mengidentifikasi secara menyuluruh letak-letak kebocoran,” terang Suparjam.
Meski demikian, Suparjan mengatakan, tetap harus ada langkah-langkah yang nyata untuk mengatasi permasalahan tersebut. Di samping upaya perbaikan yang dilakukan secara bertahap, tim penurunan tingkat kehilangan air atau dijuluki “Tim Kalong” digalakan kembali.
“Tim Kalong bertugas memantau kebocorai air di malam hari. Melalui tim ini, kita berharap, PDAM berhasil menurunkan angka kebocoran,” pungkasnya. (adv/imr/ash)