Halokaltim.com – Baru-baru ini warga Kaltim dihebohkan dengan kabar seorang bocah SD di Bontang yang berhasil menyelamatkan adiknya dari rahang buaya. Dia melayangkan pukulan tajam ke hewan predator itu sehingga adiknya terbebas dari cengkraman buaya, Senin (13/1/20) lalu.
Setelah ditelusuri, ternyata sang bocah merupakan pesilat cilik. Dia berasal dari perguruan silat Persinas Asad di Bontang.
Media setempat menginisialkan nama bocah itu, Ah (11), sementara adiknya yang diselamatkan adalah Da (9).
Mukanya, kakak beradik itu sedang berenang di perairan belakang rumahnya di RT 18, Kelurahan Loktuan, Bontang, Kaltim. Setengah jam kemudian, mereka pun memutuskan untuk naik dan bergegas salat magrib. Saat hendak naik ke darat, tiba-tiba Da mengaku ditarik oleh buaya muara, bahkan sempat dihempas ke bawah perairan oleh hewan predator itu hingga membentur tiang jembatan. Da bertahan, dengan berpegangan erat pada tiang kayu jembatan.
”Buayanya datang dari belakang, langsung gigit, cuma saya raba, jadi tahu kalau itu buaya, terus kakak bantuin,” ucap Da dilansir dari kitamudamedia.
Sang adik terpaksa harus menjalani operasi di Rumah Sakit Pupuk Kaltim sebab sempat terkena gigitan buaya. Ya, kala itu, Da digigit buaya dan tak berdaya.
Senada, Ah, siswa SD kelas 5 menuturkan, dirinya yang sudah lebih dahulu naik ke daratan spontan turun lagi untuk menyelamatkan Da. Sebab, si ‘crocodile’ alias buaya sempat menyeret dan menenggelamkan kepala sang adik ke dalam air, namun beruntung Da berhasil berontak dan kembali muncul ke permukaan.
Tak ingin kalah cepat, Ah langsung memukul bagian hidung buaya dengan dua pukulan. Lantaran kekuatan dan keyakinannya, jurus silat Persinas Asad yang dikuasai Ah membuat gigitan buaya seketika terlepas dari tubuh Da.
”Saya pernah dengar dari teman-teman, katanya kalau ada buaya, tinju hidungnya, jadi saya tinju dua kali, langsung lepas, terus ada teman juga yang bantu tusuk-tusuk pakai kayu,” jelas bocah itu.
Sementara, Ayah korban mengatakan kedua anaknya memang dilarang untuk berenang di belakang rumah namun hari itu (13/01/20) sekira pukul 17.30 Wita, Ah, Da dan 4 temannya berenang tanpa sepengetahuan ia dan istrinya, lantaran sedang membantu tetangga hajatan.
”Jadi kami tak tahu, pulang pun anak-anak sudah siap ke masjid, seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian omnya lihat ada darah di bajunya (Da), maka akhirnya ketahuan dan langsung saya bawa ke rumah sakit, ” kisahnya.
Ditambahkan Ibunda korban, kedua anaknya memang memiliki keterampilan bela diri pencak silat yang telah rutin dipelajari. Yakni di perguruan Persinas Asad. Ilmu silat ditambah pertolongan Tuhan membuat mereka selamat dari serangan buaya.
” Anak-anak memang bisa silat, Da bahkan ikut O2SN, juara 3 tingkat kota, jadi bisa lawan buaya. Tapi itu semua juga karena pertolongan Allah,” ungkapnya sambil tersenyum penuh kesyukuran.
Dua tahun belakangan ini, mereka aktif mengikuti latihan bela diri pencak silat. Keduanya tergabung dalam Perguruan Silat Nasional Ampuh Sehat Aman Damai (Persinas Asad). Setiap minggunya, mereka rutin latihan di padepokan yang tak jauh dari kediaman mereka. Tak heran saat kejadian, Da tak begitu panik. Ia bahkan mengaku tak menangis ataupun berteriak.
Da sendiri kini telah profesional. Ia sering diundang untuk tampil mengisi sebuah acara. Terakhir ia dan kakak sulungnya tampil di sebuah acara pernikahan di Kelurahan Gunung Telihan, tepatnya pada pekan lalu. Da tampil secara tunggal, sementara Ah memiliki tim beregu. Da juga tercatat sebagai juara ketiga pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kota pada 2019 lalu. (ash)