Lapas Bontang 80 Persen Napi Kutim, Kasat Resnarkoba Tekankan Pencegahan dibanding Penangkapan

Halokaltim.com – Beberapa waktu lalu, tim media halokaltim.com mengunjungi ruang kerja Kasat Resnarkoba Polres Kutai Timur (Kutim) Iptu Chandra Buana. Dalam perbincangan sederhana, perwira muda tersebut mengimbau agar masyarakat mulai mengubah paradigma dalam melihat kasus peredaran narkoba.

Paradigma pemikiran yang dimaksud Chandra, adalah tentang penanganan kasus peredaran narkoba di Indonesia, khususnya di Kutim.

“Selama ini kepolisian terus mengungkap dan menangkap pelaku pengedar narkoba, tapi mereka (pengedar) seperti tak ada habisnya. Sebab narkoba ini merupakan bisnis, jadi kita harus bisa memutusnya dari dua sisi,” papar perwira kelahiran tahun 1992 itu.

Dia mengaku telah melakukan banyak diskusi dengan beberapa organisasi, seperti KNPI, ormas-ormas, hingga tingkat DPRD. Bahwa, ketika pengedar maupun bandar narkoba ditangkap, masalah tak langsung selesai.

“Narkoba itu diedarkan karena sudah ada pasarnya. Makanya kita harusnya menekan jumlah penggunanya dengan cara pencegahan, bukan menekankan penangkapan, tapi lebih mengutamakan mengurangi pasarnya,” papar Chandra.

Rincinya, terang dia, yakni dengan menguatkan rehabilitasi, agar penggunanya benar-benar berkurang. Ketika direhabilitasi, pemakai narkoba bisa benar-benar keluar dari zona candu. Salah satu caranya dengan membuat tempat khusus semacam badan rehabilitasi.

“Seperti diketahui, narapidana di Lapas (Lembaga Permasyarakatan) Bontang 80 persen adalah tahanan dari Kutim. Sebagian besar mereka adalah tahanan dengan kasus narkoba,” ucap dia.

Diketahui, hingga kini Kutim yang memiliki 18 kecamatan belum memiliki Lapas tersendiri. Pemerintah setempat masih mewacanakannya.

Chandra berharap, ke depannya jika sudah dibangun Lapas Kutim, diharap juga diiringi dengan pembangunan rumah rehabilitasi. Bahkan dirinya juga sudah membicarakan hal tersebut dengan anggota DPRD Kutim beberapa waktu lalu.

“Jika berhasil direhabilitasi tentu pengguna narkoba akan berkurang. Masyarakat juga harus percaya dan mendukung, jangan menyembunyikan keluarga yang terjerat narkoba karena takut dikucilkan. Pihak keluarga harus mendukung dan ikut mengawasi proses rehabilitasi, sampai benar-benar sukses keluar dari dunia narkoba,” ulas Chandra. (ash)