Jelang Ramadan, Pelabuhan Samarinda Dipadati Pendatang dari Parepare

Halokaltim.com – Meski wabah virus corona disease (covid-19) sedang merebak di Indonesia, termasuk di Kaltim, ternyata tak menjadi halangan bagi para penumpang kapal ini. Setelah berhasil masuk ke kapal dari Parepare, Sulawesi Selatan, ratusan penumpang KM Queen Soya itu berlabuh di Samarinda, Kaltim, Minggu (5/4/20).

Padahal, pemerintah sudah jelas memberi larangan kepada masyarakat untuk melakukan mudik. Yakni agar wabah covid-19 tidak semakin meluas antar wilayah.

Salah seorang penumpang, M Hayatullah mengaku, sebelum sampai di Samarinda, seluruh penumpang sebelumnya telah di cek suhu tubuhnya serta disterilisasi dengan cairan disinfektan di Pelabuhan Parepare.

“Sebelumnya, di sana (Parepare) sudah disemprot dan cek suhu juga,” ungkap lelaki yang akan melanjutkan perjalanannya ke Sangatta, Kutai Timur itu.

Kasi pengendalian Resiko Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Samarinda Karyadi menyebut pihaknya menerapkan protokol kesehatan terhadap ratusan penumpang itu, mengingat kehadiran mereka di Kota Tepian berasal dari daerah terpapar Covid-19.

“Penumpang di cek suhu tubuhnya. Jika ada yang lebih dari 38 derajat akan di lakukan proses wawancara oleh tim dokter yang bersiaga,” sebut Karyadi, saat ditemui di Pelabuhan Samarinda, dilansir dari Presisi.co, Mingggu (5/4/20).

Adapun kartu kuning yang wajib di isi oleh penumpang, dikatakannya sebagai salah satu standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan pihak KKP Samarinda bagi setiap penumpang yang masuk.

“Jika dia (penumpang) ada kriteria PDP (pasien dalam pengawasan) itu gejalanya ada sesak nafas, pneumonia itu akan langsung diisolasi di rumah sakit,” terangnya.

Diluar keluhan itu, para penumpang dipastikan pria berkacamata itu untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing, selama 14 hari dan penumpang tersebut, dinyatakan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.

“Sesuai pedoman terbaru, jika ada salah satu gejala maka penumpang tersebut dinyatakan ODP, apalagi jika dari daerah terjangkit. Jika tanpa gejala, artinya masuk pada kategori orang tanpa gejala (OTG) meski dari daerah terjangkit,” jelasnya. (ash)