Halokaltim.com – Ketua Fraksi Amanat Keadilan Berkarya (AKB) DPRD Kutai Timur (Kutim) Asmawardi mengusulkan agar segera dibangun sebuah bandara baru di kawasan Maloy, yakni di tempat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK). Tapi satu bandara itu ternyata masih kurang cukup.
Bagi Asmawardi, keberadaan bandara sangat penting. Di mana Kutai Timur saat ini memiliki 18 kecamatan dengan sekira 297 desa, sebuah daerah yang setara luasnya dengan Provinsi Jawa Barat (Jabar). Namun hingga kini, Kutim hanya memiliki 1 bandara, yang berada di dalam kawasan Tanjung Bara Sangatta yang dikelola oleh perusahaan tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC). Menurutnya, Bandara Tanjung Bara belum bisa digunakan untuk masyarakat Kutim.
Sebelumnya, lelaki yang karib disapa Adi itu mengusulkan dibangunkan bandara di wilayah Maloy. Sebab Maloy yang sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus alias KEK MBTK, merupakan tempat masa depan perputaran ekonomi Kaltim, melalui industri-insdustri besar hilir.
“Harus ada bandara lagi Kutim supaya pasti lekas berkembang. Tak cuma perlu di Maloy, Kutim juga perlu meneruskan wacana pembangunan bandara di Desa Sangkima (di Kecamatan Sangatta Selatan) dan terbuka untuk umum. Saya mau ada 2 lagi bandara di Kutim, yaitu di Maloy dan lanjutkan wacana bandara Sangkima,”ujarnya.
Adi menilai, Kutim saat ini punya banyak obyek wisata. Jika ditambah dengan keberadaan bandara, maka sudah tentu pariwisata Kutim meningkat.
“Coba lihat Bali, mereka berkembang hanya karena punya pantai. Mereka punya nilai pariwisata dan mampu mereka jual dengan di kemas secara baik dengan menyiapkan kemudahan akses,” urai dia. (adv/ash)