Karyawan THM Positif Narkoba, Dewan Minta Evaluasi Perekrutan Karyawan

Halokaltim, Sangatta — Sejumlah karyawan di Tempat Hiburan Malam (THM) yang kedapatan positif mengkonsumsi narkotika menjadi catatan bagi DPRD Bontang. Dewan meminta agar kasus ini menjadi pelajaran untuk seluruh THM agar lebih selektif terhadap penerimaan karyawan di tempat kerjanya.

Razia narkoba yang digelar oleh Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bontang pada Minggu (25/8/2024) malam di dua Tempat Hiburan Malam (THM) berhasil mengungkap lima pengguna narkoba.

Dari kelima orang yang dinyatakan positif melalui tes urine, dua di antaranya adalah karyawan lepas di THM Gembira, yang selama ini bekerja sebagai freelance. Razia tersebut juga melibatkan berbagai lembaga seperti Kesbangpol, TNI, POLRI, Satpol PP, dan Bea Cukai Kota Bontang.

Razia yang digelar di beberapa lokasi, termasuk pusat karaoke di Jalan Ahmad Yani, menjadi sorotan publik, termasuk di kalangan legislatif.

Anggota DPRD Bontang, Rustam, mengaku prihatin atas kejadian ini. Menurutnya, keberadaan karyawan tempat hiburan yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba mencerminkan adanya celah yang belum tertangani secara serius.

“Ini menunjukkan ada celah yang belum tertangani. Karyawan THM yang terlibat meski berstatus freelance menunjukkan bahwa pengawasan di tempat kerja masih lemah. Padahal ini sangat berbahaya, karena narkoba bisa merusak moral,” tegas Rustam saat ditemui di Gedung DPRD Bontang, Senin (26/8/2024).

Rustam juga menyoroti betapa meluasnya penggunaan narkoba di Bontang, bahkan di dalam lembaga pemasyarakatan. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa masalah narkoba di Bontang bukan sekadar tanggung jawab BNN atau pemerintah saja, melainkan harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.

“Kasus narkoba di lapas juga cukup tinggi. Ini masalah serius yang harus diatasi secara komprehensif,” timpalnya.

Legislator dari Partai Golkar ini mengungkapkan bahwa penyebab utama maraknya penyalahgunaan narkoba di Bontang adalah minimnya pemahaman agama, kurangnya perhatian keluarga, serta lemahnya pengawasan dari lingkungan sekitar.

Selain itu, menurutnya, meskipun BNN telah melakukan banyak sosialisasi, efeknya belum terasa secara signifikan di lapangan.

“Saya melihat masih banyak yang kecolongan. Padahal BNN sudah sering melakukan sosialisasi, tapi masih ada yang menggunakan,” terangnya.

Rustam pun menyarankan agar ke depannya BNN dan Pemkot Bontang lebih gencar melakukan sosialisasi, tidak hanya kepada masyarakat umum, tetapi juga secara khusus kepada pengelola THM. Sehingga, kejadian serupa, di mana karyawan tempat hiburan terlibat dalam narkoba, tidak terulang kembali.

“Kalau pengunjung positif, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemilik THM, tapi kalau karyawan yang terlibat, ini harus dipertanyakan,” tambahnya.