Wabup Kutim Mengulas Sejarah Berdirinya Boedi Oetomo Sebagai Simbol Kebangkitan Nasional 

Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 116, di Halaman Kantor Bupati Kutim.

Halokaltim – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-116, dengan tema “Bangkit Untuk Indonesia Emas”, di Halaman Kantor Bupati Kutim, Bukit Pelangi, Senin (20/5/2024).

Kegiatan itu diikuti Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bulang, dan turut dihadiri Asisten l Pemkesra Kutim, Poniso Suryo Renggono, Asisten III Setkab Kutim, Sudirman Latif, Anggota DPRD Kutim Yan dan unsur Forkopimda serta undangan lainnya.

Kasmidi Bulang bertindak selaku Pembina upacara membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Budi Atie Setiadi, yang disampaikan secara nasional di setiap daerah.

Dalam sambutan itu dipaparkan tentang realitas pada kemajuan teknologi yang melesat cepat dalam dua dekade terakhir di awal abad 21, sebagai momen krusial yang menentukan langkah menggapai tujuan Indonesia Emas 2045.

“Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia,” terang Kasmidi Bulang mengawali pidato mekominfo.

Refleksi atas pilihan tersebut bisa merujuk dengan “berkunjung kembali” kepada gagasan awal membentuk Indonesia. “Sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya, juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata,” lanjutnya.

“Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu. Namun dapat dikaitkan dengan masa depan, yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban,” jelasnya.

Apa yang telah dirintis organisasi Boedi  Oetomo dilanjutkan para penerus lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda.

“Lebih dari seabad yang lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia,” ulasnya.

Banyak orang menaruh harapan pada organisasi tersebut dan menganggapnya sebagai motor gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal.

Seperti pentingnya pendidikan barat, serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu. Dari sana timbul pula pemikiran tentang memperluas keanggotaan yang mencakup rakyat Hindia Belanda.

Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan “Sesuatu yang ajaib sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”.

“Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang kelak menjadi simbol hari kebangkitan nasional yang kita rayakan hari ini,” terangnya.

Sebagai informasi, Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern.

 

 

Penulis: Andika Putra Jaya