SAMARINDA – Melalui Pemantapan Petugas Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Tahun 2022 yang digelar Dinas Sosial Kaltim, diharapkan petugas dimaksud mampu memahami, melayani dan peka terhadap kondisi psikologi korban bencana yang terjadi di Benua Etam maupun di Indonesia.
Pj Sekda Provinsi Kaltim H Riza Indra Riadi menjelaskan, penyuluh atau petugas sosial apabila akan turun ke lapangan dalam situasi bencana, hendaknya memahami tahapan psikososial, sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat sesuai dengan tahapan-tahapan seharusnya.
“Selama ini kegiatan dukungan psikososial dilakukan kepada penyintas masih bersifat rekreasional, seperti kegiatan bermain bersama anak-anak dan menggambar. Untuk itu penyuluh sosial perlu mempelajari tentang tahapan dukungan psikososial,” pesan Riza Indra Riadi ketika membuka pemantapan Petugas LDP se-Kaltim 2022, di Swiss Belhotel Borneo Samarinda, Rabu 6 Juli 2022 malam.
Kepada Tim Publikasi Biro Adpim, Riza sapaan akrabnya mengapresiasi yang tinggi kepada Dinas Sosial Kabupaten/Kota atas kesungguhan dan kerja keras dalam pengabdiannya demi kemanusiaan.
Melalui kegiatan Pemantapan Petugas Layanan Dukungan Psikososial (LDP) ini nantinya dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas atau penyuluh yang diberikan amanah di lapangan.
“Jadi, wajib memahami, melayani dan peka dengan kondisi korban tersebut. Jangan sampai, ketika turun ke lapangan korban malah menjadi stres dan trauma terhadap peristiwa yang telah menimpa mereka,” jelasnya.
Kadis Sosial Kaltim AHK menjelaskan, peserta sebanyak 30 orang yang terbagi dari seluruh perwakilan Dinas Sosial se-Kaltim, yang digelar sejak 6-8 Juli 2022 di Samarinda.
Maksud dari kegiatan ini, yaitu tersedianya petugas pendampingan sosial. Kemudian, tertanganinya korban bencana yang mengalami masalah psikososial secara cepat dan tepat melalui intervensi dukungan psikososial dan pendampingan sosial.
“Penyuluh atau petugas yang biasa disebut Tagana ini tersebar di Kaltim. Untuk itu, perlu dibekali pengetahuan dan pemahaman tentang psikologi korban bencana sosial maupun alam. Selain, menangani urusan dapur umum,” jelas AHK.
Prinsipnya, pelaksanaan ini dilakukan secara berkelanjutan di Kaltim. Sehingga, pengetahuan penyuluh sosial semakin bertambah.
“Makanya, dalam kegiatan ini kami bekerjasama dengan RSJD Atma Husada Mahakam, sehingga penyuluh sosial atau biasa disebut Tagana memahami psikologi korban bencana,” jelasnya. (jay/sul/adpimprov kaltim)