Diskusi Publik Kebijakan Daerah bersama Dinas Peternakan Kaltim dan IACCB

BALIKPAPAN – Integrasi sapi dan kelapa sawit menjadi salah satu langkah  alternatif  untuk meningkatkan populasi sapi potong secara nasional termasuk di Kaltim yang mempunyai areal perkebunan sawit yang cukup luas.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Program Indonesia Australia Commercial Cattle Breeding (IACCB) Paul Boon dalam Diskusi Publik Kebijakan Daerah dalam Implementasi Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit untuk Mendukung Supply Chain Daging Sapi di Ibu Kota Negara di Hotel Gran Tulip Balikpapan, Sabtu (2/7/2022).

Paul menguraikan dalam beberapa tahun terakhir, jumlah sapi yang diimpor ke Indonesia yang sebelumnya mencapai 600 ribu ekor lebih mengalami peningkatan harga yang tinggi hingga berdampak besar terhadap naiknya harga daging.

“Karena itu integrasi ternak sapi  di lahan kelapa sawit dapat menjadi salah satu pembiakan sapi di Indonesia termasuk di Kaltim,” beber Paul.

Pria yang fasih berbahasa Indonesia ini menguraikan, berdasarkan riset yang telah dilakukan pada tiga jenis pembiakan ternak sapi yaitu pertama integrasi sapi pada lahan kelapa sawit, kedua pembiakan ternak sebagai subsistem pertanian dan terakhir pembiakan dengan menggembalakan secara terbuka. Hasilnya secara komersial pembiakan ternak sapi di lahan sawit cukup menguntungkan jika ditangani secara profesional.

Paul tidak menampik isu yang masih diperdebatkan  selama hampir 10 tahun ini yaitu integrasi sapi – kelapa sawit berdampak adanya jamur ganoderma dan terjadi pemadatan tanah pada lahan sawit.

“Namun berdasarkan hasil riset yang dilakukan BPPT hal tersebut tidak terbukti” kata Paul.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, Munawar menyatakan dukungan dan komitmen terhadap program  SISKA sebagai bagian dan tugas fungsi Disnak Kaltim.

“Tidak hanya integrasi sapi dengan lahan sawit, tetapi juga dengan lahan bekas tambang,” tandasnya.

Saat ini pihaknya, tengah dalam proses penyelesaian rancangan peraturan gubernur terkait dengan SISKA ini. Dukungan dari semua stakeholder sangat diperlukan, sehingga program tersebut akan dapat berjalan secara maksimal. (gie/sul/adpimprov kaltim)