Upaya Pasca Tambang, KPC Sulap Lahan Bekas Galian Jadi Peternakan Sapi

Sugeng Wiyatno (kiri) saat konferensi pers di gelaran uji kompetensi wartawan (UKW) oleh AJKT-Solopos-MZK, di Hotel Royal Victoria Sangatta, 14 November 2021.

Halokaltim.com – Tidak banyak yang menyangka jika lahan bekas ditambang mampu disulap menjadi lahan produktif dan menghasilkan nilai ekonomi baru. Tapi hal tersebut telah dibuktikan perusahaan pertambangan batu bara, PT Kaltim Prima Coal (KPC).

Perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur itu merambah ke bisnis peternakan sapi terpadu. Mereka menyulap lahan bekas tambang untuk pengembangan sapi.

KPC melihat Kaltim selama ini masih kekurangan pasokan daging sapi. Karena itu dalam rangka memanfaatkan pangsa pasar yang ada, KPC masuk ke bisnis pengembangan sapi.

Tindakan KPC ini sejalan dengan program pemerintah yang menargetkan dalam waktu dekat Kaltim dapat memproduksi 2 juta ekor sapi.

Sugeng Wiyatno, Superintendent Conservation and Agribusines PT KPC mengatakan, program peternakan sapi di lahan eks tambang ini telah melalui proses penelitian dan serangkaian uji coba yang dilakukan perusahaan. Menurutnya, penelitian atau uji coba yang dimaksud telah dilakukan sejak tahun 2004, khususnya mengenai kandungan daging sapi dan hasilnya adalah sapi yang dikembangkan di lahan tersebut sehat untuk dikonsumsi.

“Kami juga memandang secara ekonomis pengembangan sapi di sini bagus, dan itulah dasar kami mengembangkan peternakan sapi dan sekarang hasilnya sudah mulai kelihatan,” ujar Sugeng, saat menjadi pemateri di kegiatan ujian kompetensi wartawan (UKW) PT Aksara Solopos dan MZK institut bersama Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT) sebagai fasilitator di Hotel Royal Victoria Sangatta, Minggu (14/11/2021).

Dalam prosesnya, lanjut Sugeng, PT KPC melibatkan kelompok tani dalam hal pasokan bahan baku makanan untuk ternak sapi seperti rumput gajah, bangkil kelapa sawit, dedak,dan singkong hal itu diperoleh dari masyarakat.

“Hasil dari bahan baku ini dapat meraup penghasilan  rata rata Rp20 juta sampai Rp30 juta perbulan,” ucap Sugeng.

Dikatakannya, khususnya di areal peternakan sapi terpadu yang berada di Jalan Kabo, lahan bekas tambang juga dimanfaatkan sebagai lahan bercocok tanam sayur mayur, mengolah susu sehat yang diperoleh dari peternakan sapi.

“Hasil dari peternakan sapi yang sudah diolah menjadi susu  sudah didistribusikan ke kafe kafe di Samarinda,” pungkasnya. (*)

Penulis : Andika Putra Jaya